Authentication
PENGARUH KOMUNIKASI SBAR DALAM INTERPROFESIONAL KOLA BORASI TERHADAP KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA Olah Andriani Mei Astuti NIM.167046047 Administrasi Keperawatan Pembimbing I : Dewi Elizadiani Suza, S.Kp. MNS.,PhD Penguji I: Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE.,MBA Pembimbing II : Mahnum Lailan Nasution, S.Kep., Penguji II : Diah Arruum, S.Kep., Ns. M.Kep Ns. M.Kep PENDAHULUAN PENDAHULUAN Komunikasi efektif merupakan salah satu strategi intervensi yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, hal ini diberlakukan dikarenakan 01 02 memungkinkan tenaga kesehatan melakukanper- The American Nurses Association (2017) tukaran informasi antar sesama profesi atau pun menggambarkan salah satu komunikasi efektif antar profesi lainnya (Leonard, Graham, & sebagai standar praktik keperawatan professional Bonacum, 2014) ialah dengan metode SBAR(Situation, Background, Assessment,Recommendation). Berdasarkan penelitian Smith et al (2017) Tujuan utamamenggunakan SBAR adalah untuk penerapan komunikasi efektif berguna mengungkapkan kondisi yang terhadap berbagi informasi mengenai muncul dan menerima umpan balik yang 03 berorientasi pada solusi pemberian inter- perkembangan pasien antar profesi kese- vensi kepada pasien (Vandama, hatan di rumah sakit yang merupakan kompo- 2012). Institute for Healthcare Im- nen fundamental dalam perawatan ter- provement (IHI) (2017) teknikkomunikasi SBAR hadap pasienHasil penelitian lainya menye- memberikan kerangka kerja untuk komunikasi an- butkan bahwa komunikasi efektif sangat tara anggota tim perawatan kesehatan tentang berguna dalam kolaborasi interprofe- kondisi pasien terutama keselamatan pasien sional seperti profesi dokter dan perawat (El-Jardali et al 2011). PENDAHULUAN Keselamatan pasien sangat bergantung pada Hal ini memungkinkan cara yang mudah dan tindakan yang dilakukan oleh tim medis yaitu terfokus untuk menetapkan harapan tentang perawat dan dokter, hubungan perawat dan dok- 01 02 apa yang akan dikomunikasikan dan ter merupakan suatu bentuk hubungan interaksi bagaimana komunikasi antara anggota tim, dan kolaborasi antar profesi yang merupakan serta untuk mengembangkan kerja tim dan faktor penting untuk meningkatkan kualitas meningkatkan budaya keselamatan pasien di pelayanan perawatan pasien, mengurangi rumah sakit (JCI, 2017). kesalahan medis, dan meningkatkan profesionalisme (Clochesy, Dolansky, Hickman & Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PER- Gittner, 2015). MENKES RI) Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan 03 pasien, menyebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien guna membuat asuhan pasien menjadi lebih aman, meliputi penilaian resiko identifikasi resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko cedera yang disebabkan oleh kesalahan tim medis dan managemen rumah sakit.
no reviews yet
Please Login to review.