Authentication
433x Tipe PDF Ukuran file 0.12 MB Source: media.neliti.com
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 03 No. 02 Mei 2018 p-ISSN 2502-4922,e-ISSN 2615-0867 Perencanaan Sistem Mekanikal Elektrikal dan Plumbing (MEP) pada Gedung Bertingkat (1) (2) Muhammad Marsudi, Gusti Rusydi Furqon Syahrillah (1)Prodi Teknik Industri, (2)Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan MAB Jl. Adhiyaksa No. 2 Kayu Tangi, Banjarmasin Email: muhmarsudi@gmail.com, rani_rusdi@yahoo.com ABSTRAK Pembangunan suatu gedung dengan penggunaannya dimaksudkan untuk tempat kegiatan manusia sangatlah penting diperhatikan dari segi atau aspek keselamatan dan kenyamanan. Denga kata lain , kenyamanan dan keselamatan bagi pekerja/pegawai/karyawan yang bekerja di suatu gedung harus benar-benar diperhitungkan sejak bangunan itu dibangun. Kenyaman dan keselamatan di dalam gedung terkait erat dengan faktor fasilitas atau sistem Mekanikal Elektrikal Plumbing (MEP) yang ada di gedung tersebut. Masih banyak orang yang belum memahami secara utuh tentang perencanaan sistem MEP yang benar. Dan berdasarkan pemikiran tersebut maka paper ini akan membahas perencanaan sistem MEP pada gedung perkantoran bertingkat dua, dengan maksud memberikan sedikit gambaran bagaimana perencanaan sistem MEP yang benar. Kata Kunci : gedung bertingkat, mekanikal, plumbing, sistem MEP PENDAHULUAN dibangun dapat berfungsi sesuai dengan Pembangunan suatu bangunan atau maksud pembangunannya. bisa juga disebut sebagai proyek Diperlukannya tenaga akhli Teknik pembangunan gedung adalah pekerjaan Mesin dan Teknik Elektro ini tekait multidisiplin bidang keteknikan. dengan sistem Mekanikal Elektrikal Bangunan yang dibangun baik itu Plumbing (MEP) yang harus terpasang bangunan sederhana maupun bangunan di fisik bangunan tersebut, sehingga gedung bertingkat, untuk keperluan dengan adanya sistem MEP maka perumahan tempat tinggal, pertokoan, bangunan dapat difungsikan. Sebagai maupun perkantoran dan lainnya, contoh, kita dapat membayangkan semuanya itu pasti melibatkan tenaga bagaimana suatu bangunan dapat akhli dibidang Teknik Sipil, Teknik berfungsi dan ditempati jika tidak ada Mesin,Teknik Elektro, dan Teknik aliran listrik dan fasilitas air di dalam Arsitektur. Teknik Sipil bertanggung bangunan tersebut. Tentu saja bangunan jawab agar fisik bangunan dapat ter- tersebut tidak dapat difungsikan walau realisasi, Teknik Arsitektur bertanggung seindah bagaimanapun bangunannya. jawab akan keindahan dan estetika Sistem MEP sangat besar bangunan, namun semua itu tidaklah pengaruhnya terhadap biaya keseluruhan cukup jika bangunan tersebut tidak dapat yang terkait dengan pembangunan dan difungsikan dengan baik. Disinilah tugas pengoperasionalan suatu bangunan [1, dan peran Teknik Mesin dan Teknik 2]. Secara umum sistem mekanikal Elektro, yaitu agar bangunan yang terdiri dari sistem-sistem pemadam 54 | Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 03 No. 02 Mei 2018 p-ISSN 2502-4922,e-ISSN 2615-0867 kebakaran, pendingin udara atau AC (air x Menentukan jumlah titik cahaya. conditioning), dan sistem transportasi n = EuA vertikal. Sistem elektrikal terdiri dari Ku)ud sistem-sistem listrik arus kuat, penangkal ....................(2) petir, telepon, tata suara, proteksi dalam hal ini kebakaran, jaringan komputer, master n = Jumlah Armature televise, dan sistem CCTV. Sedangkan E = Intensitas Penerangan (Lux) A = Luas Ruangan (m2) untuk sistem plumbing terdiri dari 5HQGDPHQWHILVLHQVL yang sistem-sistem pembuangan air limbah, venting, air hujan, dan sistem air bersih didapat [3, 4, 5]. dari nilai indeks ruangan (k) Banyak yang belum memahami - )OX[&DKD\D/XPHQ secara benar tentang pentingnya MEP d = Defisiasi (0.8) serta prosedur perencanaannya. h = Tinggi ruangan Berdasarkan hal terebut maka studi kasus yang dilakukan pada perencanaan x Menentukan kapasitas pendingin gedung Kantor X telah dijadikan objek udara (AC) di setiap ruangan. pada studi ini. Tujuannya adalah untuk Ada dua perumusan yang dapat memberikan pemahaman yang benar digunakan dalam menetapkan kapasitas tentang perencanaan sistem MEP pada AC yaitu diasumsikan 500 BTU/h untuk gedung bertingkat. Pada artikel ini untuk setiap meter luasan, dan satu rumusan sistem mekanikal hanya dibahas tentang lainnya adalah: sistem AC, untuk sistem elektrikal akan dibahas masalah sistem arus kuat untuk (WxHxIxLxE)/60 = kebutuhan penerangan yang dalam hal ini adalah BTU......(3) jumlah titik lampu atau titik cahaya. Dalam hal ini: Sedangkan untuk sistem plumbing hanya L = panjang (ft) akan dibahas masalah keperluan air W = lebar (ft) bersih, kapasitas tangki air, dan ukuran H = tinggi (ft) pipa air bersih yang diperlukan I, E = faktor ruang Dalam perencanaan MEP ada beberapa rumus yang digunakan dan x Menentukan kebutuhan-kebutuhan dapat dijelaskan berikut ini [6, 7, 8, 9]. akan air perhari, rata-rata, pada jam puncak, dan kebutuhan air pada menit x Menentukan indeks ruangan / indeks puncak. bentuk. Q = (n) x Q ..................................(4) pul min std k = h( p l) Q = (100% + 20%) x Q «««« d min .........................(1) dalam hal ini Q = Q /T «««««««««« h d k = indeks ruang (m) Q = (C ) x (Q «««««««7) p = Panjang Ruangan (m) hmax 1 h l = Lebar Ruangan (m) Q = (C ) x (Q ) /60 ««« mmax 2 h h = tinggi ruangan dikurangi defisiasi dalam hal ini (m) Q = kebutuhan air minimum perhari min Q = kebutuhan air perhari d Q = kebutuhan air rata-rata perjam h Q = kebutuhan air pada jam puncak hmax 55 | Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 03 No. 02 Mei 2018 p-ISSN 2502-4922,e-ISSN 2615-0867 Q = kebutuhan air pada menit harus di-instalasikan pada gedung mmax puncak Kantor X yang menjadi objek studi ini. n= jumlah penghuni dalam bangunan Q = kebutuhan air perhari menurut HASIL DAN PEMBAHASAN std standar Hasil perencanaan untuk keperluan T = jumlah jam pemakaian dalam sehari AC di Lantai 1 dan di Lantai 2 masing- C, C = factor koreksi 1 2 masing ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2 di bawah ini: x Menentukan kapasitas tangki air atas. Tabel 1: Perencanaan AC di Lantai 1 V = (Q ± Q ) T + Q x T E mmax hmax p pu pu «« Nama Jumlah Unit & Kapasitas AC Ruangan yang diperlukan dalam hal ini: AC split AC AC V = Kapasitas efektif tangki atas (liter) standing cassette E R Palayanan 1 x 2 1 x 3 pk x Q = Kebutuhan puncak (liter/ menit) mmax Terpadu R. pk Q = Kebutuhan jam puncak hmax ATK Lt. 1 (liter/menit R. Pos 1 x 0,5 X X Q = Kapasitas pompa pengisi pu Sekuriti pk (liter/menit) T = Jangka waktu p R. Kabid 1 x 0,5 x X kebutuhan puncak (menit) T =Jangka pu Penilaian pk kerja pompa pengisi (menit) R. Kabid 1 x 0,75 x X PKN pk x Menentukan diameter pipa air dari R Bidang 1 x 2 pk x X pompa ke Roof Tank (tangki atas). Penilaian R. Bidang 1 x 2,5 x X Debit pengaliran yang di rencanakan PKN pk dari pompa menuju ke roof tank atau R. Mushollo 1 x 0,5 X X disimbolkan dengan Q dapat alir pk dirumuskan: R. Aula 1 x 0,5 X X depan pk Q = V /T «««««««« Mushollo alir E pu R. Server 1 x 0,5 X X D = {(4 x Q [Y`0.5 pk pipa alir « R. Area 1 x 2 pk X X Tangga dekat Front dalam hal ini Dpipa adalah diameter pipa Liner Lt.1 air dari pompa ke tangki atas, sedangkan R. Hall di 1 x 2 pk X X v adalah kecepatan rata-rata aliran air pintu masuk yang biasanya ditetapkan berdasarkan samping nilai standar yang disarankan. Gedung 3 x 1 pk 1 x 2 pk X Serbaguna 5 x 1pk x X METODE PENELITIAN Dalam studi ini pertama kali yang perlu dilakukan adalah observasi dan pengumpulan data di lapangan. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan perhitungan perencanaan mengenai sistem MEP standar yang 56 | Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 03 No. 02 Mei 2018 p-ISSN 2502-4922,e-ISSN 2615-0867 Tabel 2: Perencanaan AC di Lantai 2 lampu jelas akan mempengaruhi tinggi rendahnya suhu di dalam ruangan. Nama Jumlah Unit & Kapasitas AC Jumlah titik lampu dan jenis lampu yang Ruangan yang diperlukan digunakan pada studi ini ditampilkan AC split AC AC pada Tabel 3 dan Tabel 4. standing cassette Tabel 3: Jumlah Armatur dan Jenis 5 x 1pk x X Lampu di R. Kakanwil 2 x 2 pk x X Lantai 1 R. Istirahat 1 x 1 pk x X No Ruang n JenisLampu Kakanwil Ruang Area 4 TL 4 x 40 W R.Rapat 1 x 1,5 x X PelayananTerpad 13 DownLight 1 x dekat pk 1 u, Front Liner, 40W R.Kakanwil ATK. R. Sekretaris 1 x 2 pk x X 2 Ruang Kabid dan 8 TL 4 x 40 W & R.Tunggu Staf untuk 11 DownLight 1 R. Kabid 1 x 1,5 x X Bidang PKN dan x 30W Umum pk Penilaian R. Staf 1 x 2,5 x X 3 Ruang Mushola 2 DownLight 1 x Bidang pk 20 W Umum 4 Toilet pria 3 DownLight 1 x R. Kabid 1 x 0,75 x X 20 W Piutang pk 5 Toilet wanita 3 DownLight 1 x Negara 20 W R. Staf 1 x 2pk x X 6 Ruang aula di 2 DownLight 1 x bidang depanmushola 20 W Piutang 7 Ruang toilet 3 DownLight 1 x Negara umum dan 20 W R. Kabid 1 x 0,75 x X laktasi KIHI pk 8 Ruang pos 2 DownLight 1 x R. Staf 1 x 2 pk x X sekuriti 20 W Bidang KIHI 9 Ruang pantry 3 DownLight 1 x R. Bendahara 1 x 0,5 x X dan gudang 30 W pk 10 Ruang hall 11 DownLight 1 x R. Kabid 1 x 1 pk x X 20 W Lelang 11 Ruang hall dan 2 TL 2 x 40 W R. Staf 1 x 2,5 x X server Bidang pk 12 Ruang utama 4 1 x HPI T- Lelang gedung 400W R. Coffee 1x1,5 x X Serbaguna Break pk 13 Ruang gudang 1 TL 2 x 40 W R. Rapat x x 2 x 2,5 gedung Umum pk Serbaguna 14 Lorong laluan 8 TL 2 x 40 W Penentuan jenis AC yang dipakai samping pada tiap ruangan terutama tergantung 15 Lampu hias di 8 Philips outdoor kepada luas dan fungsi ruangan serta lorong classic 15338 jumlah penghuni yang mungkin berada ± 1 x 24 watt di ruangan tersebut. Penggunaan suatu jenis lampu dan Setiap jenis lampu mempumyai flux jumlahnya di dalam suatu ruangan juga cahaya standar masing-masing. Sebagai mempengaruhi kapasitas AC yang akan contoh untuk lampu TL 2x40 W dipasang. Panas yang bersumber dari mempunyai flux sebesar 6000 lumen, 57 |
no reviews yet
Please Login to review.