Authentication
157x Tipe DOCX Ukuran file 0.05 MB Source: sc.syekhnurjati.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan di berbagai berbagai aspek penunjang kegiatan pembelajaran, salah satu diantaranya perlu adanya bahan ajar berupa buku teks pelajaran sebagai salah satu sumber belajar. Buku teks pelajaran merupakan salah satu alat bantu dan sekaligus sebagai sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Guru dapat menggunakan buku sebagai alat bantu menyampaikan pesan terhadap anak didiknya, dan siswa dapat menggunakan buku sebagai sumber belajar dalam mempelajari suatu materi pelajaran tertentu. Buku teks dapat digunakan sebagai bahan ajar yang berisikan ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis yang disusun secara sistematis. Salah satu contohnya adalah buku teks pelajaran, karena buku teks pelajaran merupakan sumber informasi yang disusun dengan struktur berdasarkan bidang ilmu tertentu. Menurut Hanifah (2014) ada dua faktor yang terkait dengan buku teks atau buku ajar yang berkualitas yaitu faktor buku ajar itu sendiri yang memenuhi standar penilaian serta memenuhi fungsinya; dan faktor yang terkait dengan buku ajar, yakni faktor penunjang dan penyempurna. Komponen yang harus diperhatikan dalam penulisan buku teks/buku ajar yang berkualitas, yaitu komponen dasar dan komponen penyempurna. Komponen Dasar merupakan bagian-bagian yang dijadikan acuan atau rujukan dalam menilai atau mengevaluasi sebuah buku teks. Bagian-bagian tersebut meliputi: Aspek isi/materi, yang umumnya dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan kurikulum, relevansi materi tersebut dengan tujuan pendidikan, kebenarannya dari segi ilmu bahasa dan ilmu sastra, dan kesesuaiannya dengan perkembangan kognitif siswa; Aspek penyajian, yang dinilai dalam hal pencantuman tujuan pembelajaran, pentahapan pembelajaran, kemenarikan bagi siswa, kemudahan untuk dipahami, kemampuannya membangkitkan keaktifan siswa, keterhubungan antar bahan, dan ketersediaan soal dan latihan; Aspek bahasa/keterbacaan, yang biasanya dinilai dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan daya cipta siswa, penggunaan struktur kalimat yang sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswa dan tingkat perkembangannya, penggunaan paragraf yang padu dan efektif, dan 1 relevansi materi dengan ilustrasinya; Aspek grafika berupa penggunaan bahan yang kuat dan berkualitas, penggunaan format yang terstandar, desain kulit yang menarik, sederhana dan ilustratif, desain isi yang mudah dibaca dan mendukung materi buku, cetakan yang bersih, jelas dan kontras, dan penjilidan yang baik dan kuat; Aspek keamanan, yang dinilai berdasarkan nilai budaya yang sadar akan keanekaragaman dan keaktualan, norma yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, moral yang menghormati kerukunan hidup umat/antarumat beragama dan menghormati ajaran agama, dan global yang menghormati martabat kemanusiaan dalam konteks global. Komponen pelengkap merupakan bagian-bagian yang melengkapi dan menunjang kesempurnaan sebuah buku. Kompenen pelengkap meliputi: buku petunjuk guru yang berisi pedoman, cara pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan lain-lain yang dapat dijadikan oleh guru sebagai tuntunan dalam menjalankan tugasnya; bahan rekaman berupa kaset atau cd-rom yang digunakan untuk bahan menyimak seperti teks istima’ untuk materi bahasa Asing, pidato, ceramah, khutbah, berita, pembacaan puisi, drama, dan lain sebagainya, atau setidaknya tersedia transkrip dari bahan untuk menyimak yang dapat dibacakan oleh guru; buku kerja siswa yang berisi tugas-tugas, kegiatan, latihan, dan lain-lain yang harus dilakukan siswa di luar jam belajar dalam kelas; dan buku sumber untuk memperluas memperkaya pemahaman dan pengertian materi yang tertulis di dalam buku teks. Komponen penyempurna meliputi: warna, yakni penggunaan warna yang alami/natural pada foto atau gambar faktual yang dimuat dalam buku teks untuk ilustrasi, seperti warna bendera kita merah-putih, bukan hitam-putih; glosarium, yakni kamus kosakata atau glosari yang disediakan di bagian akhir buku teks untuk memudahkan pencarian kata yang tidak diketahui; indeks, yakni daftar kata atau indeks dari kata-kata yang dimuat dan digunakan dalam buku tersebut yang dibuat dan diletakkan di bagian akhir buku sesudah glosari; dan ukuran font antara 12 – 14 pts untuk Times New Roman, atau yang sebanding dengannya untuk jenis font lain, kecuali judul maka disesuaikan dengan kebutuhan (Mudzakir, 2006). Perkembangan buku teks pelajaran di Indonesia secara kuantitas telah mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Buku teks pelajaran dibuat oleh penulis berdasarkan kebutuhan siswa yang sedang menempuh pendidikan baik pada tingkat dasar ataupun menengah. Penyediaan buku teks pada kurikulum 2013 telah dilaksanakan oleh pemerintah dan telah disebarluaskan serta digunakan oleh sebagian 1 sekolah, baik dalam bentuk buku teks siswa maupun buku teks guru. Pelaksanaan pembelajaran menurut Kurikulum 2013 menggunakan aspek pendekatan saintifik (scientific approach). Pendekatan saintifik (scientific approach) menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdapat 7 (tujuh) kriteria yang dapat diterapkan pada pembelajaran. Beberapa kriteria yang mendukung pembelajaran tersebut diantaranya, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Selain itu mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran (Kemendikbud, 2013). Materi biologi terdapat konsep yang bersifat konkrit maupun abstrak. Menurut Treagust, dkk., (2013) materi biologi dapat dikelompokan berdasarkan tingkat abstraksinya, yaitu mulai dari level makro sampai pada level simbolik. Buku teks biologi semestinya memuat gambar-gambar yang sesuai dengan fenomena sehari-hari, selain itu juga harus menjelaskan konsep yang dipelajari secara detail. Menyajikan sebuah konsep atau fenomena dengan menggunakan berbagai representasi yang berbeda-beda (multiple representation) dalam pembelajaran dapat membuat konsep atau fenomena tersebut lebih mudah dipahami dan menyenangkan bagi siswa. Multi representasi merupakan suatu model yang mempresentasi ulang konsep yang sama dalam beberapa format yang berbeda-beda. Multi representasi dibagi menjadi beberapa aspek yaitu visual, verbal, dan matematik. Multi representasi buku teks dapat sangat berpengaruh secara signifikan terhadap materi pembelajaran khususnya mata pelajaran biologi yang didalamnya mengkaji materi bersifat abstrak, sehingga memungkinkan terjadinya miskonsepsi bagi pembacanya akibat tidak sesuainya representasi, baik dari segi fungsi, tipe, realitas dan keterkaitan atau kebermaknaan visual, verbal, dan matematik. Konsep genetika merupakan salah satu konsep dalam pelajaran biologi yang bersifat abstrak, oleh sebab itu, buku teks pelajaran biologi tentunya akan banyak membutuhkan visualisasi agar dapat ditangkap oleh para pembacanya. Buku-buku biologi banyak yang menggunakan visualisasi dalam membantu menjelaskan materi yang sedang disampaikan. Buku teks biologi kurikulum 2013 semestinya mencakup komponen-komponen pendekatan saintifik (scientific approach), yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring atau mengkomunikasikan (5M) dan juga agar lebih 1 dipahami oleh siswa semestinya disajikan penjelasan konsep yang dilengkapi dengan multi representasi. Namun beberapa buku teks yang beredar dan digunakan di sekolah- sekolah sebagian besar belum menyajikan konsep biologi secara sistematis berdasarkan komponen pendekatan saintifik dan multi representasi. Berdasarkan observasi yang dilakukan di beberapa sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 di wilayah kabupaten Cirebon, menunjukan bahwa buku teks yang banyak digunakan yaitu buku teks biologi SMA dari penerbit Erlangga. Buku teks kurikulum 2013 ini jika dilihat dari aspek tampilan penyajian konsep sudah sesuai dengan kurikulum 2013, namun perlu ditelaah dan dianalisis lebih mendalam terkait dengan sistematika penyajian berdasarkan scientific approach dan perlu juga dianalisis multi representasi yang terdapat dalam buku teks biologi SMA karena banyak konsep biologi yang harus dijelaskan secara multi representasi agar siswa lebih memahami konsep yang dipelajari. Selama ini belum ada penelitian terkait mengenai analisis multi representasi bermuatan scientific approach pada buku teks biologi SMA kurikulum 2013. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang Multi Representasi Buku Teks Biologi SMA Kelas XII Kurikulum 2013 Berdasarkan Muatan Scientific Approach Pada Konsep Genetika. Adapun cakupan yang diteliti, meliputi analisis tipe-tipe multi representasi (representasi visual, representasi verbal, dan representasi matematis) dan tingkat akomodasi multi representasi berdasarkan muatan scientific approach pada buku teks biologi SMA kelas XII kurkulum 2013. B. Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penilitian ini adalah: a. Konten buku teks krikulum 2013 dalam penyajiannya masih belum mengakomodir semua aspek pendekatan Scientific Approach. b. Buku teks biologi kurikulum 2013 yang bersifat abstrak sulit untuk dipahami. c. Buku teks biologi kurikulum 2013 masih terdapat ketidaksesuaian gambar, istilah atau pengertian-pengertian, dan rumus atau simbol yang disajikan di dalamnya dengan konsep biologi yang dipelajari. d. Buku teks biologi kurikulum 2013 banyak yang belum sesuai dengan multi representasi dengan muatan scientific approach. 1
no reviews yet
Please Login to review.