Authentication
326x Tipe PDF Ukuran file 0.44 MB
Laporan Praktikum Korosi OTP ELECTRICAL TOTAL EP INDONESIE Nama Anggota : 1. Armand Patulungi Aspar 2. Bayu Kuncoro 3. Ichsan Salam 4. Linda Kurniawati 5. Utomo Hadi Saputra Eksperimen Pertama Pengukuran Potensial pada Logam Tujuan : Mengetahui energi potensial pada logam Alat dan Bahan : 1. Logam (Besi, anoda Zn, pipa Galvanis, Kuningan dan Alumunium) 2. Wadah 3. PH meter 4. Alat pengukur Potensial 5. Cuka 6. Sabun 7. Air Tawar 8. Tanah Langkah Kerja : 1. Siapkan elektrolit pada wadah yang tersedia 2. Ukur PH dari larutan elektrolit menggunakan PH meter 3. Rendam logam untuk beberapa saat 4. Ukur potensial logam 5. Lanjutkan langkah diatas pada larutan elektrolit yang berbeda Laporan Praktikum Korosi Hasil : Elektrolit (air tawar) PH = 6,9 No Material Nilai Tegangan (Volt) 1 Besi 0,37 2 Anoda Zn 0,93 3 Kuningan 0,25 4 Pipa Galvanis 1,06 5 Alumunium 0,16 Elektrolit (air sabun) PH > 8 No Material Nilai Tegangan (Volt) 1 Besi 0,07 2 Anoda Zn 0,22 3 Kuningan 0,06 4 Pipa Galvanis 0,84 5 Alumunium 0,14 Elektrolit (tanah) PH = 7 No Material Nilai Tegangan (Volt) 1 Besi 0,28 2 Anoda Zn 0,84 3 Kuningan 0,28 4 Pipa Galvanis 0,84 5 Alumunium 0,20 Laporan Praktikum Korosi Elektrolit (asam) PH = 6,8 No Material Nilai Tegangan (Volt) 1 Besi 0,20 2 Anoda Zn 0,93 3 Kuningan 0,13 4 Pipa Galvanis 0,99 5 Alumunium 0,16 Pembahasan: Korosi adalah peristiwa degrasi suatu bahan umumnya pada logam akibat pengaruh lingkungan. Kerusakan akibat korosi biasanya berjalan sangat lambat dan berkelanjutan (progressive). Serangan korosi pada logam dapat terjadi baik dalam media cair, uap maupun gas. Adanya korosi umumnya dapat dideteksi misalnya dari pengurangan berat, perubahan permukaan dan adanya penurunan sifat mekanik logam-logam yang bersangkutan. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap perubahan nilai potensial sel pada logam dan juga untuk mengetahui pengaruh terhadap laju korosinya. Potensial sel sendiri merupakan indikasi sebuah logam untuk menghasilkan energi. Semakin tinggi energi yang dihasilkan, semakin pula logam tersebut bersifat anodis, mudah melepaskan elektron atau yang sering kita sebut mengalami korosi. Sebaliknya, semakin rendah energi yang dihasilkan semakin pula logam tersebut bersifat katodis, mudah menerima elektron. Berikut daftar deret elektrokimia yang biasa digunakan untuk melihat sifat sebuah logam secara mudah. Ada beberapa penyebab yang mempengaruhi laju korosi sebuah material, yakni : 1. Nilai keasaman dan basa elektrolit (pH) 2. Temperatur 3. Faktor Padatan Terlarut 4. Lokasi 5. Mechanical 6. Media Korosif Praktikum ini menggunakan empat jenis elektrolit yakni, tanah, air sabun (larutan basa), air cuka (larutan asam) dan air tawar. Sedang jenis logamnya adalah Besi, anoda Zn, pipa Galvanis, Kuningan dan Alumunium. Hasil dari praktikum ini menunjukkan bahwa pipa Galvanis memiliki energi potensial tertinggi pada semua jenis larutan elektrolit. Sedang untuk logam yang berenergi terendah dimiliki oleh beberapa jenis logam, diantaranya adalah Besi (pada larutan elektrolit air tawar), Alumunium (pada elektrolit air sabun dan tanah), dan Kuningan (pada elektrolit asam). Kesimpulan : Lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses degradasi umumnya pada logam, dalam hal ini adalah korosi. Laju korosi setiap material juga berbeda-beda sesuai dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pH sangat mempengaruhi laju korosi sebuah material. Semakin tinggi nilai keasaman atau kebasaan sebuah larutan, semakin laju pula korosi tersebut sulit untuk dihindari.
no reviews yet
Please Login to review.