Authentication
370x Tipe DOCX Ukuran file 0.43 MB
BAB 1 PENDAHULUAN a. Latar belakang Pati merupakan sumber kalori yang sangat penting, karena sebagian karbohidrat dalam makanan terdapat dalam bentuk ini. Pati terutama banyak terdapat dalam umbi-umbian seperti ubi jalar, ketela pohon, dan kentang dan pada biji-bijian seperti beras, gandum, dan bulgur. Pada tumbuhan, fungsi pati hampir sama dengan fungsi glikogen dalam hati yang merupakan suatu bentuk cadangan glukosa untuk digunakan pada saatnya diperlukan. Pati dibentuk dari rantai glukosa melalui ikatan glikosida. Senyawa seperti ini hanya menghasilkan glukosa pada hidrolisis, oleh karena itu disebut glukan. Pati alam tidak larut dalam air dingin, membentuk warna biru dengan larutan iodium, jika pati dipanaskan dalam air, maka butir-butir tersebut akan menyerap air, membengkak, pecah dan pati akan menyebar. Pada akhirnya pati akan membentuk gel yang bersifat kental.Sifat kekentalan ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur bahan pangan,sedangkan sifat gelnya dapat diubah oleh gula atau asam. Ini merupakan salah satu perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu pengolahan pangan yang mengandungnya, sehingga memungkinkan enzim-enzim pencernaan menghidrolisisnya lebih mudah dibandingkan bila pati masih mentah (Sultanry dan Kaseger, 1985). Pati dalam jaringan tanaman mempunyai bentuk granula yang berbeda- beda.Dengan mikroskop jenis pati dapat dibedakan karena mempunyai bentuk, ukuran,dan letak hilum yang unik. Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin,granula patinya akan menyerap air dan membengkak. Peningkatan volume granula pati yang terjadi di dalam air pada suhu 55°C – 65°C merupakan pengbengkalan yang sesungguhnya dan setelah pembengkalan ini granula pati dapat kembali ke kondisi semula. Pengembangan granula pati pada mulanya 1 bersifat dapat kembali. Tetapi jika pemanasan mencapai suhu tertentu, pengembangan granula pati menjadi bersifat tidak dapat kembali dan akan terjadi perubahan pada struktur granula. Suhu pada saat granula pati membengkak dengan cepat dan mengalami perubahan yang bersifat tidak dapat kembali disebut suhu gelatinisasi pati (Nining,2012) b. Tujuan Praktikum 1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Gelatinisasi pada tepung Sagu. 2. Untuk mengetahui proses Gelatinisasi. 3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Gelatinisasi pada tepung sagu. 4. Untuk mengetahui tepung mana yang cepat terjadi Gelatinisasi di antara tiga bahan yang digunakan antara lain tepung sagu, tepung terigu dan tepung beras. c. Manfaat Praktikum 1. Agar dapat mengetahui penyebab terjadinya Gelatinisasi pada tepung Sagu. 2. Agar dapat mengetahui proses Gelatinisasi. 3. Agar mengetahui penyebab terjadinya Gelatinisasi pada tepung sagu. 4. Agar mengetahui tepung mana yang cepat terjadi Gelatinisasi di antara tiga bahan yang digunakan antara lain tepung sagu, tepung terigu dan tepung beras. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. Gelatinisasi Gelatinisasi merupakan granula pati yang dapat dibuat membengkak luar biasa, tetapi bersifat tidak dapat kembali lagi pada kondisi semula (Winarno, 2004). Pati yang mengalami gelatinisasi dapat dikeringkan, tetapi molekul- molekul tersebut tidak dapat kembali lagi kesifat-sifatnya sebelum gelatinisasi. Suhu gelatinisasi tergantung juga pada konsentrasi pati. Makin kental larutan, suhu tersebut makin lama tercapai, sampai suhu tertentu kekentalan tidak bertambah, bahkan kadang-kadang turun (Winaro, 2004).Karbohidrat dalam makanan umumnya menunjukkan perubahan selama proses pengolahan atau pemasakan.Perubahan-perubahan umum yang terjadi antara lain dalam hal (1) kelarutan, (2) hidrolisis (3) gelatinisasi dari pati. Disamping itu juga perubahan sifat atau karakteristik yang khas pada masing-masing jenis karbohidrat yang juga sering memegang kunci kesuksesan pada suatu proses pengolahan(Fardiaz,et. al., 1992). Gelatinisasi pati merupakan peristiwa pembentukan gel yang dimulai dengan hidasi pati, yaitu proses penyerapan molekul-molekul air olehmolekul pati. Jika suspensi granula pati dalam air dipanaskan hingga mencapai suhu 60- 70°C sedikit demi sedikit granula pati yang besar menggelembung dengan cepat (Harsono,et. al., 2006). Menurut Kusnandar (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi gelatinisasi adalah sebagai berikut ; 1. Sumber pati, setiap jenis pati memiliki profil gelatinisasi yaitu suhu awal gelatinisasi, suhu saat viscositas maksimal tercapai, nilai viscositas maksimum, viscositas sel baik, viscositas akhir dan kestabilan pengadukan. 3 2. Ukuran granula pati, ukuran granula pati dapat mempengaruhi profil gelatinisasi. Semakin besar ukuran granula maka suhu awal gelatinisasi semakin rendah dan memiliki viscositas semakin tinggi. 3. Asam, semakin tinggi tingkat ke asaman atau ph rendah, maka hidrolisis pati akan semakin besar. Gula, penambahan gula menyebabkan proses gelatinisasi menjadi lambat karena gula bersifat hidroskopis maka gula akan mengikat sebagian air dalam suspensi pati.Suhu pemanasan, semakin tinggi suhu maka pati akan cepat mengalami viscocity break down.Pengadukan, proses pengadukan yang berlebihan dapat menyebabkan pemecahan granula pati berlangsung cepat b. Tepung sagu Sagu adalah olahan yang diperoleh dari proses teras batang rumbia atau pohon sagu (metroxylon sago) tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Metroxylon berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua suku kata, yaitu metra berarti isi batang atau empelur dan xylon yang berarti xylem (Djumadi, 1989) Pati sagu merupakan ekstraksi empulur pohon sagu (metroxylon sp) yang sudah tua berumur 8-16 tahun. Komponen besar yang terkandung dalam sagu adalah pati. Pati sagu tersusun atas dua fraksi penting yaitu amilosa yang merupakan fraksi linier dan amilopektin yang merupakan fraksi cabang. Tepung sagu adalah pati yang diekstrak dari batang sagu. Produk ini digunakan untuk pengolahan makanan, pakan, kosmetika, industri kimia dan pengolahan kayu. Tepung sagu mengandung pati sekitar 80% dengan kandungan amilosa sebesar 27,4% sedangkan kandungan amilopektin sebesar 72,4% (Haryanto, 1992) Granula pati sagu memiliki bentuk oval dengan ukuran yang cukup besar. Ukuran granula pati sagu berkisar antara 5-62,5 μm. Ukuran granula yang besar mengindikasikan tingginya kemampuan menyerap air pada saat mengalami gelatinisasi. Pati sagu memiliki karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan pati lain. Namun demikian, pati sagu mempunyai karakteristik yang lebih 4
no reviews yet
Please Login to review.