Authentication
KARYA TULIS ILMIAH PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH “Cara Pandang Masyarakat Terhadap Penyandang Disabilitas” Dosen Pengampu : Alim Harun Pamungkas, M.Pd Fitri Dwi Arini M.Pd Oleh : Sherly Sugesty (20005021) PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021 Pandangan Masyarakat Terhadap Anak Disabilitas Sherly Sugesty (20005021) Gmail Sherlysugesty08@gmail.com Abstract Children with Disabilities are children who experience limitations or specialties, both physical, mental-intellectual, social and emotional, which have a significant effect on the process of growth or development compared to other children of the same age. Not only that, children with special needs also include children who have attention disorders, autism spectrum disorders, communication skills disorders, and learning difficulties. It should be understood that the condition of children with special needs is not a contagious disease. So interactions with children with special needs will not have an impact on other people. Children with special needs can continue to socialize in society. The general understanding of people in the world, including Indonesia, about persons with disabilities still tends to be negative. This negative understanding is because society generally defines and treats persons with disabilities based on a mindset that is dominated by the concept of normality which has implications for stigmatization and discrimination against persons with disabilities. Keywords: Children with Disabilities, Persons with Disabilities, Society. Abstrak Anak Disabilitas adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, sosial maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengan nya. Tidak hanya itu, anak berkebutuhan khusus juga mencakup anak-anak yang memiliki gangguan pemusatan perhatian, gangguan spectrum autisme, gangguan kemampuan komunikasi, serta kesulitan belajar. Perlu dipahami bahwa kondisi anak berkebutuhan khusus bukan penyakit yang menular. Jadi interaksi dengan anak berkebutuhan khusus tidak akan membawa dampak pada orang lain. Anak berkebutuhan khusus dapat tetap bersosialisasi dalam masyarakat. Pemahaman umum masyarakat di dunia, termasuk Indonesia, tentang penyandang disabilitas masih cenderung negatif. Pemahaman negatif itu karena masyarakat umumnya mendefinisikan dan memperlakukan penyandang disabilitas berdasarkan pada pola pikir yang didominasi oleh konsep kenormalan yang berimplikasi pada stigmatisasi dan diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas. Kata Kunci : Anak Disabilitas,Penyandang disabilitas,Masyarakat Latar Belakang Setiap anak yang lahir didunia memiliki potensi yang berbeda-beda, mereka akan memiliki kecerdasan dan bakat yang berbeda antara anak satu dan anak lainnya, sudah seharusnya sebagai orang tua atau masyarakat tidak menyama- ratakan dan membanding bandingkan antara anak yang satu dengan yang lain nya. Sebaliknya kita sebagai orang tua harus mengerti kekurangan, keterbatasan dan keistimewaan anak sejak dini baik dari segi fisik maupun psikis. Keterbatasan pada anak tersebut menyebab kan orangtua kurang mengerti dengan potensi yang dimiliki anak, hampir semua orang tua menginginkan anaknya sempurna baik dari segi fisik psikis dan akademiknya. Sampai saat ini, masih banyak orangtua yang merasa malu apabila anak mereka memiliki keterbatasan-keterbatsan baik fisik, psikis maupun akademik, sehingga orang tua berusaha dan menjaga agar anaknya tidak berinteraksi dengan anak lain ataupun masyarakat. Disamping itu banyak juga masyarakat yang anaknya normal akan tetapi melarang anak mereka untuk bergaul dan berinteraksi dengan anak yang memiliki keterbatasan fisik, psikis ataupun akademik. Masyarakat umum yang belum mengerti menganggap bahwa jika anak mereka berinteraksi dengan anak yang mempunyai keterbatasan fisik, psikis maupun akademik maka anak mereka akan ikut tertular, itu adalah pandangan yang kurang tepat,sikap orang tua yang demikian itu akan membuat keadaan semakin parah dan menyebabkan potensi yang dimiliki anak tidak berkembang secara optimal. Hal ini membuat ruang lingkup pergaulan anak yang memiliki keterbatasan fisik, psikis maupun akademik semakin sempit dan terbatas, anak yang memiliki keterbatasan akan dipandang sebelah mata oleh masyarakat, akan dianggap tidak mempunyai kemampuan, kecerdasan dan potensi lemah atau pendapat lainnya, anak akan semakin di pandang kurang memiliki masa depan yang cerah, lebih parah lagi anak akan dianggap sebagai anak yang hanya bisa merepotkan dan tidak bermasadepan. Anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik,psikis ataupun akademik sering disebut dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).Menurut Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus dijelaskan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan/keluarbiasaan baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Secara umum Anak Berkebutuhan Khusus, atau yang sering disingkat sebagai ABK adalah suatu kondisi dimana anak memiliki karakteristik khusus yangberbeda dengan anak pada umumnya yaitu mengalami keterbatasan/keluarbiasaan baik pada fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluar biasaan, baik fisik,mental-intelektual, sosial maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangan nya dibandingkan dengan anak- anak lain yang seusia dengannya. Tidak hanya itu, anak berkebutuhan khusus juga mencakup anak-anak yang memiliki gangguan pemusatan perhatian, gangguan spektrum autisme,gangguan kemampuan komunikasi serta kesulitan belajar. Perlu dipahami bahwa kondisi anak berkebutu -han khusus bukan penyakit yang menular. Jadi interaksi dengan anak berkebutuhan khusus tidak akan membawa dampak pada orang lain.Anak berkebutuhan khusus dapat tetap bersosialisasi dalam masyarakat. Tujuan Artikel ini bertujuan mendeskripsikan kajian literatur terkait pemahaman tentang disabilitas dan penyandang disabilitas terhadap pandangan masyarakat. Diharapkan kajian ini dapat berkontribusi mengatasi kesenjangan informasi dan edukasi tentang disabilitas dan penyandang disabilitas, serta memberi pemahaman yang tepat dan perilaku yang lebih baik serta menghargai hak asasi para penyandang disabilitas di Indonesia. Dengan pemahaman dan perilaku yang tepat tersebut, maka diharapkan ber kontribusi pula pada perlindungan dan kesejahteraan sosial para penyandang disabilitas di Indonesia. Metode Dalam penulisan artikel ini penulis menggunakan metode wawancara dalam kegiatan survey untuk tujuan pengumpulan data /Informasi terkait topic atau permasalahan yang penulis teliti. A. Pandangan Moral Bagi disabilitas 1. Penyandang disabilitas merupakan ujian dari Tuhan?
no reviews yet
Please Login to review.