Authentication
356x Tipe DOCX Ukuran file 0.04 MB
I. Tujuan Percobaan - Melakukan analisis kualitatif zat aktif dalam sediaan Farmasi dengan metode spektrofotometri UV-sinar tampak - Melakuka analisis kuantitatif zat aktif dalam sediaan Farmasi dengan metode spektrofotometri Uv-sinar tampak - Menyimpulkan mutu sediaan Farmasi dengan data spectrum UV-sinar tampak dan hasil penetapan kadar zat aktif II. Teori Dasar Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding (Khopkar, 1990). Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar menokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm (Gandjar, 2007). Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum ultraviolet dan visibel tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Serapan ultraviolet dan visibel dari senyawa-senyawa organik berkaitan erat transisi-transisi diantara tingkatan-tingkatan tenaga elektronik. Disebabkan karena hal ini, maka serapan radiasi ultraviolet atau terlihat sering dikenal sebagai spektroskopi elektronik. Transisi-transisi tersebut biasanya antara orbital ikatan antara orbital ikatan atau orbital pasangan bebas dan orbital non ikatan tak jenuh atau orbital anti ikatan. Panjang gelombang serapan merupakan ukuran dari pemisahan tingkatan- tingkatan tenaga dari orbital yang bersangkutan. Spektrum ultraviolet adalah gambar antara panjang gelombang atau frekuensi serapan lawan intensitas serapan (transmitasi atau absorbansi). Sering juga data ditunjukkan sebagai gambar grafik atau tabel yang menyatakan panjang gelombang lawan serapan molar atau log dari serapan molar, Emax atau log Emax (Sastrohamidjojo, 2001). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200- 400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400- 750 nm. Pengukuran menggunakan spektrofotometer melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan sampel bisa ditentukan dengan mengukur absorbansi sinar oleh sampel pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Gandjar, 2007). Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorbansi dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer terdapat beberapa batasan, yaitu : a. Sinar yang digunakan dianggap monokromatis. b. Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama. c. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut. d. Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi. e. Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan. Yang harus diperhatikan pada proses analisis dengan Spektrofotometer UV-Vis (Gandjar, 2007) 1. Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna. Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna, kecuali apabila diukur dengan menggunakan lampu UV. 2. Panjang gelombang maksimum yang digunakan adalah panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panjang gelombang maksimal, kepekaan alat terhadap tingkat absorbansi sampel semakin tinggi. Selain itu, pada panjang gelombang maksimal akan terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi dan tingkat kesalahan pada pengukuran ulang akan semakin kecil. 3. Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan dan cahaya yang diabsorbsi oleh sampel. Tiap sampel akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorbansi pada spektrofotometer agar pengukuran yang didapatkan lebih teliti dan akurat. Aspirin (Asam Asetil Salisilat) Struktur Aspirin atau Asam asetil salisilat (Kauffman, 2000) Obat anti radang bukan steroid atau yang lazim dinamakan non streroidal anti inflammatory drugs (NSAIDs) atau anti inflamasi non steroid (OAINS) adalah golongan obat yang bekerja terutama di perifer yang berfungsi sebagai analgesik (pereda nyeri), antipirektik (penurun panas) dan antiinflamasi (anti radang). Obat asam asetil salisilat (aspirin) ini mulai digunakan pertama kalinya untuk pengobatan simptomatis penyakit-penyakit rematik pada tahun 1899 sebagai obat anti radang bukan steroid sintetik dengan kerja antiradang yang kuat. (Dannhardt dan Laufer, 2000). Aspirin ditemukan oleh Bayer pada tahum 1893. Aspirin merupakan obat yang ditemukan tertua dan banyak dikonsumsi sebagai obat dan diproduksi di US sebanyak 10.000 juta kg/tahun. Aspirin disebut juga asam asetil salisilat, sering digunakan sebagai pereda sakit (analgesic). Aspirin adalah turunan dari asam salisilat. Berikut sifat-sifat dari aspirin: - Aspirin berbentuk kristal berwarna putih - Bersifat asam lemah (pH 3,5) dengan titik lebur 135°C - Mudah larut dalam cairan ammonium asetat, karbonat, sitrat atau hidroksida dari logam alkali. - Stabil dalam udara kering, tetapi terhidrolisis perlahan menjadi asetat dan asam salisilat bila kontak dengan udara lembab. - Dalam campuran basa, proses hidrolisis ini terjadi secara cepat dan sempurna. - Bersifat analgesik, antipyretic (fever reducer), nti-inflammatory (inhibition of the synthesis of prostaglandins), dan memiliki efek samping seperti: gastric irritation dan bleeding.
no reviews yet
Please Login to review.