Authentication
275x Tipe DOCX Ukuran file 0.12 MB Source: media.neliti.com
Novel Kupinjam Napas Iblis karya Mira Wijaya tergolong sebagai novel populer yang bersifat kontemporer dan bertemakan cinta dengan tokoh utama seorang perempuan. Meskipun demikian, banyak diminati pembaca karena dikemas secara menarik dengan bahasa yang lugas, mudah dimengerti, dan ceritanya pun tidak jauh dari kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dinikmati oleh banyak orang. Menurut Abraham Kaplan dalam makalah Redyanto Noor yang berjudul Segi-Segi Intrinsik Cerkan (Novel) Populer tahun 2006, sastra populer sebenarnya tidak berbeda dengan seni populer. Seni populer bukanlah seni yang buruk, ukurannya tidak terletak pada ketakmampuannya memenuhi tuntutan kritik. Masalahnya adalah keberhasilan apa yang telah ia capai dan manfaat apa yang telah ia berikan. Memang ada kalanya seni populer buruk, tetapi tidak berarti setiap seni yang buruk adalah seni populer. Seni populer dianggap hanya memenuhi cita rasa rendah, meskipun sebenarnya seni populer bukan merupakan perwujudan kemerosotan cita rasa, tetapi hanya kebelumdewasaan cita rasa. Oleh karena sastra populer merupakan bagian seni populer, maka dengan sendirinya memiliki ciri-ciri yang identik dengan ciri-ciri seni populer, yaitu: 1. Dari segi bentuk. a. Sederhana; tidak berstruktur rumit. b. Merupakan pernyataan langsung, tanpa kualifikasi. c. Stereotipe; memiliki pola struktur yang mirip satu sama lain, hanya membatasi diri pada segala sesuatu yang telah dikenal dan dipahami. d. Skematis; pola struktur dan formula isi mudah di-skemakan. 26 27 e. Starsistem (sistem bintang); perhatian hanya difokuskan pada unsure yang menonjol, yang menguasai unsure-unsur lain. f. Anti makna ganda; bagi seni populer makna ganda membuat tidak tentram. g. Tidak perlu pemahaman estetis; hanya sekadar dinikmati, bukan untuk dipahami, artinya isyarat dan lambing-lambang yang ada tidak perlu ditafsirkan secara kreatif. 2. Dari segi perasaan. a. Hiburan; pembaca dibiarkan asyik dengan dirinya sendiri, dengan segala sesuatu yang telah dikenalnya dengan akrab. Adegan-adegan dalam sastra populer merupakan isyarat baik bagi pembaca untuk menenggelamkan diri dalam kenangan dan angan-angan yang indah-indah dan menyenangkan. b. Sentimental; begitu banyak mengundang perasaan yang berlebihan, tetapi begitu sedikit yang bias dihayati. c. Seni pelarian; wajah cantik, tampan, hidup enak, banyak uang dengan segala kemudahan hidup, sangat tepat sebagai obat untuk sejenak melupakan kesulitan hidup. Pembaca melarikan diri dari dunia nyata ke dunia angan-angan yang persis menggambarkan keinginan yang mereka dambakan. Menurut Darma dalam makalah Redyanto Noor yang berjudul Segi-Segi Intrinsik Cerkan (Novel) Populer tahun 2006, novel-novel Indonesia belum mampu melepaskan diri sepenuhnya dari dominasi ciri-ciri kepopuleran sebuah 28 karya sastra. Hal itu terbukti dari ciri-ciri intrinsik novel populer yang ditemukannya: 1. Realis harfiah; hanya bercerita tentang fakta semata. 2. Melodramatis; serba berlebihan, melampaui batas kewajaran sehingga terasa dibuat-buat. 3. Tuntas; tidak ada persoalan yang tidak selesai dalam novel populer Indonesia. 4. Latah; tidak ada satu pun novel populer yang tidak memiliki kemiripan dengan novel populer lainnya. Lakunya tema cinta akan diikuti oleh tema- tema cinta yang lain, lakunya tema air mata akan diikuti oleh tema-tema yang semakin memeras air mata. Sumardjo dalam makalah Redyanto Noor yang berjudul Segi-Segi Intrinsik Cerkan (Novel) Populer tahun 2006, memberi istilah novel populer dengan light novel atau novel ringan, di Inggris atau Amerika novel demikian biasanya dicetak dalam bentuk paperback, yaitu buku saku atau throwaway books, buku yang sekali dibaca langsung dibuang. Berdasar pengamatannya terhadap sebagian novel populer Indonesia yang terbit tahun 1970-1980, ciri-ciri novel demikian disebutkan antara lain: 1. Romantis-sentimental; kisah (isi cerita) cenderung merobek-robek perasaan pembaca. 2. Judul sensasional; mengandung kesan berlebihan, tetapi sulit ditafsirkan maknanya. Contoh: Kabut Sutera Ungu, Bilur-bilur Penyesalan, Anggrek Tak Pernah Berdusta, dan lain-lain. 3. Tema; berkisar cinta dan kehidupan rumah tangga. 29 4. Alur; disusun manis, lurus, penuh surprise. 5. Dialog kontemporer; gaya cakapan yang terpengaruh “trend” yang hidup di lingkungan sosial tertentu, misalnya lingkungan remaja kota besar, keluarga kaya, keluarga terpelajar, juga ragam “gaul”. 6. Latar; gambaran fisik dari lingkungan keluarga kaya, keluarga terpelajar, kampus, dan tempat-tempat hiburan. 7. Perwatakan spektakuler dan eksplosif; kekuatan atau kelemahan tokoh digambarkan secara berlebihan sehingga malah terasa janggal dan tidak masuk akal. 8. Selalu ditutup dengan happy ending atau sad ending yang cenderung tragis. Novel Kupinjam Napas Iblis ini bercerita tentang kehidupan seorang pria bernama Hariman yang menggantungkan hidupnya sebagai pengarang dan juga karyawan di biro perjalanan. Dengan hanya berbekal gaji pas-pasan Hariman melamar Renata, seorang gadis manis yang baik hatinya. Mereka saling mencintai dan dikaruniai satu orang putri. Namun, tiada terduga prahara muncul ditengah- tengah kebahagiaan mereka. Hariman berselingkuh dengan Jennifer, seorang gadis muda, cantik, dan menarik. Sebenarnya, Jenny dianggap layaknya iblis wanita penggoda, tetapi pada kenyataannya justru dialah yang berhasil mewujudkan impian Hariman menjadi pengarang sukses, terkenal, dan banyak uang. Mengetahui itu Renata memilih bercerai dari Hariman. Dan, dalam perjalanan hidupnya, Renata dipertemukan lagi dengan seorang pria kaya, tampan, serta terpelajar bernama Trianto. Namun, desas-desus mengatakan kalau dia gay. Mula- mula hubungan Trianto dengan Renata hanya sebatas teman yang saling
no reviews yet
Please Login to review.