Authentication
298x Tipe DOCX Ukuran file 0.06 MB Source: repository.unpas.ac.id
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYULUHAN PERTANIAN PADA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DI BADAN PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) KABUPATEN KARAWANG Oleh : YANTO ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi dari belum optimalnya implementasi kebijakan penyuluhan pertanian pada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Karawang. Tujuan penelitian ini yaitu (1) Implementasi kebijakan penyuluhan pertanian pada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Karawang; dan (2) Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan penyuluhan pertanian pada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, adapun teknik pengumpulan data dilakukan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan seperti observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) implementasi kebijakan penyuluhan pertanian pada PPL di BP4K Kabupaten Karawang didominasi dengan ceramah, diskusi, dan kunjungan baik anjangsana maupun anjangkarya. Hal tersebut karena dana yang tersedia untuk melaksanakan metode penyuluhan sangat terbatas, jadi dengan penggunaan metode tersebut materi penyuluhan dapat tersampaikan kepada para petani dengan dana yang relatif murah; (2) Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan penyuluhan pertanian pada PPL BP4K Kabupaten Karawang yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. ABSTRACT This research is motivated by agricultural extension policy which implementation is not opitmal in agricultural Extension Workers (PPL), at the Executive implementer of education for Agriculture, Fisheries, and Forestry (BP4K) in Karawang district. The aim of this research are (1) The implementation of policy for agricultural education in the Agricultural Extension Workers (PPL) in the Executive implementer of education for Agriculture, Fisheries, and Forestry (BP4K) in Karawang district and (2) The Factors which affecting to implementation of agricultural education policy in Agricultural Extension Workers (PPL) in the Executive implementer of education for Agriculture, Fisheries, and Forestry (BP4K) in Karawang district . The method used in this research is qualitative method, the data collection techniques is the study of literature and field studies such as observation and interviews. The results of the research showed that: (1) implementation of the policy on agricultural extension BP4K PPL in Karawang district is dominated by speech, discussions, and visits to both anjangsana (a visit of a high official to the field for inspection) or anjangkarya (field trip). This case is caused by funding is limited and is not available to implementation of the extension method. therefore by using of such methods, extension materials can be conveyed to all farmers by inexpensive funding ; (2) The Factors which affecting to implementation of agricultural extension policy on PPLBP4K Karawang district namely communication, resources, disposition and birocration structure. 1 2 1. PENDAHULUAN kebijakan dalam rangka meningkatkan kinerja yang salah satunya berhubungan Peranan sektor pertanian dalam dengan kinerja sektor pertanian. perekonomian nasional begitu penting dan Ruang lingkup sektor pertanian strategis, adapun hal ini terutama karena sebagaimana Undang-Undang Nomor 16 sektor pertanian masih memberikan lapangan Tahun 2006 tentang SP3K yaitu tanaman pekerjaan bagi sebagian besar penduduk pangan, hortikultura, perkebunan, dan yang ada di pedesaan dan menyediakan peternakan yang selanjutnya disebut bahan pangan bagi penduduk. Peranan lain pertanian adalah seluruh kegiatan yang dari sektor pertanian adalah menyediakan meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, bahan mentah bagi industri dan pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan menghasilkan devisa negara melalui ekspor sumber daya alam hayati dalam non migas, bahkan sektor pertanian mampu agroekosistem yang sesuai dan menjadi katup pengaman perekonomian berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, nasional dalam menghadapi krisis ekonomi modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk yang melanda Indonesia dalam satu mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi dasawarsa terakhir ini. kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, Upaya peningkatan dan kebijakan ini memberikan posisi strategis pengembangan pertanian nasional pada bagi penyuluh khususnya di Kabupaten dan realitas terus dilakukan oleh pemerintah Kota dalam menjelaskan tujuan dari pusat melalui berbagai cara termasuk kebijakan SP3K. didalamnya dengan mengeluarkan beberapa Salah satu Kabupaten yang kebijakan mengenai pertanian seperti melakukan kebijakan SP3K yaitu Kabupaten Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Karawang yang merupakan Kabupaten 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan dengan kepemilikan lahan pertanian yang Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan cukup luas di Jawa Barat. Adapun dalam (SP3K). Tujuan dari kebijakan tersebut rangka menjalankan kebijakan SP3K dalam rangka untuk melakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang pembangunan pertanian, perikanan, dan telah membentuk Badan Pelaksana kehutanan yang berkelanjutan dimana hal ini Penyuluhan Pertanian Perikanan dan dilakukan melalui sistem penyuluhan Kehutanan (BP4K) melalui Peraturan Daerah pertanian, perikanan dan kehutanan. Pada Kabupaten Karawang Nomor 3 Tahun 2010 sisi ini sistem penyuluhan berkaitan dengan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga seluruh rangkaian pengembangan Lain Kabupaten Karawang. BP4K kemampuan, pengetahuan, keterampilan, Kabupaten Karawang memiliki konsentrasi serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha pada upaya peningkatan kualitas dan melalui pelaksanaan penyuluhan. kuantitas SDM aparatur dan kualitas petani- Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 dalam nelayan, peningkatan kompetensi dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 kapasitas kelembagaan penyuluhan dan tentang SP3K memperlihatkan bahwa kelembagaan petani-nelayan dan penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi peningkatan sistem penyuluhan pertanian, pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka perikanan dan kehutanan. Sedangkan dalam mau dan mampu menolong dan menjalankan tugas dilapangan, BP4K mengorganisasikan dirinya dalam mengakses memiliki Penyuluh Pertanian Lapangan informasi pasar, teknologi, permodalan, dan (PPL). sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk Pada dasarnya PPL merupakan meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, petugas dari BP4K yang diperbantukan pendapatan, dan kesejahteraannya, serta untuk memberikan pengarahan, pembinaan, meningkatkan kesadaran dalam pelestarian dan penyuluhan di bidang pertanian dengan fungsi lingkungan hidup. Berdasarkan hal basis administrasi kecamatan. Sebelum tersebut, penyuluh merupakan implementor membina, Penyuluh Pertanian Lapangan Jurnal Implementasi Kebijakan Penyuluhan Pertanian 3 perlu melakukan pendekatan dengan kenyataan 3983; (d) sarana dan prasarana, memahami kemampuan kelompok maupun skor standar 1350, skor kenyataan 894; (e) perorangan agar materi yang disampaikan serta pembiayaan, skor standar 270, skor kepada petani dapat dicerna dengan baik kenyataan 210. Selanjutnya berdasarkan oleh petani. Selanjutnya dapat diadopsi observasi dapat terlihat beberapa dengan baik agar petani senantiasa permasalahan yang diduga disebabkan: (1) meningkatkan efisiensi usaha pertaniannya. Operasional kebijakan penyuluhan pertanian Penyuluh Pertanian Lapangan dibekali oleh PPL yang tidak tepat, atau menyimpang kemampuan meliputi pengetahuan, dari rumusan kebijakan pertanian dalam ketrampilan, dan sikap sebagai pengajar. memandirikan kelompok tani; (2) Penyuluh pada PPL bertugas Pengorganisasian implementasi kebijakan memberikan dorongan kepada petani agar penyuluhan pertanian pada PPL yang tidak mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan benar atau telah menyimpang dari tujuan cara hidup yang lebih sesuai dengan memandirikan kelompok tani. perkembangan jaman, perkembangan Permasalahan lain muncul ketika teknologi pertanian yang lebih maju. Dengan BP4K terbentur dengan berbagai demikian seorang penyuluh pertanian BP4K keterbatasan sumber daya dimana hal ini dalam melaksanakan tugasnya mempunyai menggangu operasionalisasi tugas dan fungsi tiga peranan: PPL, hal ini diduga merupakan faktor yang 1. Berperan sebagai pendidik, memberikan menghambat implemenasi kebijakan SP3K pengetahuan atau cara-cara baru dalam di berbagai daerah Kabupaten Karawang. budidaya tanaman agar petani lebih Selain itu faktor miss komunikasi yang terus terarah dalam usahataninya, terjadi terkait pemahaman dan prosedur meningkatkan hasil dan mengatasi dilapangan antara BP4K Kabupaten dengan kegagalan-kegagalan dalam usaha PPL di daerah berimplikasi pada tidak taninya; maksimalnya pelaksanaan penyuluhan. 2. Berperan sebagai pemimpin, yang dapat Permasalahan dari implementasi membimbing dan memotivasi petani agar kebijakan SP3K oleh PPL tersebut mau merubah cara berfikir, cara kerjanya berdampak pada kinerja sektor pertanian agar timbul keterbukaan dan mau Kabupaten Karawang dimana berdasarkan menerima cara-cara bertani baru yang Data BPS (2016) dapat diketahui bahwa luas lebih berdaya guna dan berhasil, sehingga lahan sawah pada tahun 2015 mencapai tingkat hidupnya lebih sejahtera; 99.558 Ha turun menjadi seluas 96.482 Ha di 3. Berperan sebagai penasehat, yang dapat tahun 2016. Selanjutnya penurunan terjadi melayani, memberikan petunjuk-petunjuk juga pada produksi padi dimana pada tahun dan membantu para petani baik dalam 2016 hanya mencapai 1.489.429 ton, bentuk peragaan atau contoh-contoh kerja bandingkan pada tahun 2015 yang dapat dalam usahatani memecahkan segala mencapai 1.532.055 ton. Adapun penurunan masalah yang dihadapi. hasil pertanian tersebut memperlihatkan bahwa BP4K melalui PPL belum dapat Permasalahan terjadi ketika mengimplementasikan kebijakan SP3K implementasi kebijakan mengenai SP3K dengan optimal. yang dijalankan oleh PPL BP4K Kabupaten Karawang mengalami berbagai 2. FOKUS PENELITIAN permasalahan, seperti hasil evaluasi kinerja BP4K Kabupaten Karawang menunjukan Berdasarkan latar belakang penelitian di permasalahan dari berbagai aspek PPL atas, maka fokus penelitian ini adalah seperti aspek; (a) kelembagaan, skor standar implementasi kebijakan penyuluhan 2016, skor kenyatan 1420; (b). ketenagaan, pertanian pada Penyuluh Pertanian Lapangan skor standar 576, skor kenyataan 494; (c) (PPL) di Badan Pelaksanaan Penyuluhan penyelenggaran, skor standar 4788, skor Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan (BP4K) Jurnal Implementasi Kebijakan Penyuluhan Pertanian 4 Kabupaten Karawang dengan orientasi variabel itu dapat berinteraksi dengan baik optimalisasi peran dan tugas PPL di BP3K. maka tujuan kebijakan akan mudah dicapai, Selanjutnya dengan ditetapkannya Peraturan begitu juga sebaliknya. Diantara faktor Presiden No. 154 Tahun 2014 tentang tersebut yang sering dianggap sangat penting Kelembagaan Penyuluh Pertanian, Perikanan adaJah faktor komunikasi dan sumber daya dan Kehutanan, Kementrian Pertanian, dan organisasi pelaksana kebijakan. Kelembagaan BP3K perlu diperkuat dan Meskipun demikian masing-masing faktor diberdayakan agar mampu melaksanakan tersebut diyakini memiliki peranan yang tugas dan fungsi penyuluhan pertanian secara lebih optimal. sangat penting dalam keseluruhan proses implementasi kebijakan Pada dasarnya Edward III mengemukakan 3. KERANGKA PEMIKIRAN bahwa terdapat 4 (empat) faktor atau Kebijakan merupakan bentuk upaya variabel kritis dalam implementasi kebijakan untuk mengetahui dan menyelesaikan publik, yaitu komunikasi sumberdaya, sikap persoalan yang bersifat umum. Suatu kecenderungan dan struktur birokrasi. kebijakan dapat terealisir apabila kebijakan Peneliti memandang bahwa model itu dibutuhkan oleh masyarakat, artinya implementasi kebijakan dari Edwards III kebijakan yang dibuat oleh pemerintah hams dapat menawarkan landasan teoritis mencerminkan kehendak atau kepentingan (theoretical basis) yang lebih luas dan publik karena kebijakan muncul didahului mendalam untuk menopang pertanyaan dari oleh tindakan-tindakan publik. Untuk penelitian ini, yaitu terkait proses kepentingan kebijakan, suatu masalah dapat implementasi kebijakan SP3K oleh PPL di diartikan secara formal sebagai kondisi atau BP3K Kabupaten Karawang. Disamping itu, situasi yang melahirkan ketentuan-ketentuan pemilihan model Edwards III juga atas atau ketidakpuasan-ketidakpuasan pada pertimbangan bahwa model ini lebih rakyat untuk mana perlu dicari cara-cara memadai untuk dijabarkan kepada penanggulangannya. organizational level melalui institutional' arrangement. Hal ini didasari oleh pemikiran Menurut Edwards III (1980: 1), studi bahwa dalam setiap kebijakan perlu implementasi kebijakan adalah krusial bagi kejelasan dan peran dari organisasi birokrasi administrasi publik dan kebijakan publik. yang akan melaksanakan kebijakan tersebut. Implementasi kebijakan adalah tahap Sehingga pendapat Edwards III yang oleh pembuatan kebijakan antara pembentukan penulis dijadikan teori utama untuk kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi menganalisis dan mengkaji lebih dalam kebijakan bagi masyarakat yang mengenai implementasi kebijakan SP3K dipengaruhmya. oleh PPL di BP3K Kabupaten Karawang. "The study of policy implementation is crucial for the study of public Peneliti mengidentifikasi bahwa administration and public policy. implementasi kebijakan penyuluh pertanian Policy implementation, as we have lapangan pada Penyuluh Pertanian Lapangan seen, is the stage of policy making (PPL) di Badan pelaksana Penyuluhan between the establisment of a policy Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) and the consequences of the policy for the people whom it affects." Kabupaten Karawang baik dipengaruhi oleh Adapun keempat faktor atau variable yang aspek komunikasi, sumber daya, disposisi dikemukakan oleh Edwards III itu memiliki dan struktur birokrasi akan berpengaruh keterkaitan erat satu sama lainnya. terhadap berhasil atau tidaknya penyuluhan Asumsinya jika masing-masing faktor atau pertanian pada Penyuluh Pertanian Lapangan Jurnal Implementasi Kebijakan Penyuluhan Pertanian Feed Forward
no reviews yet
Please Login to review.