Authentication
183x Tipe DOC Ukuran file 0.11 MB Source: repository.usm.ac.id
PENGEMBANGAN MODEL PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN BRAND AWARENESS PADA STONE GALERY SEMARANG Hanusita Pramesti NIM. B.111.16.0232 Edy Suryawardana, SE, MM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui pengembangan model pemasaran untuk peningkatan brand awareness pada Stone Galery Semarang. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam mengembangkan model pemasaran untuk peningkatan brand awareness pada Stone Galery Semarang. Untuk mengetahui solusi-solusi dalam mengembangkan model pemasaran untuk peningkatan brand awareness pada Stone Galery Semarang. Metode penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data dengan teknik purposive sampling dengan kriteria sudah bekerja minimal 5 tahun dan berumur minimal 20 tahun yang selanjutnya didukung oleh teknik analisis isi (content analysis) dikaitkan dengan praktik komunikasi pemasaran terpadu. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Konsumen pada Stone Galery termasuk pada kategori pengingatan merek (brand recall) dan pengenalan merek (brand recognition). Permasalahan pemasaran yang sering dihadapi pada Stone Galery Semarang adalah ketika pembagian brosur mendapat kendala berupa penolakan terhadap pengguna jalan, resiko terserempet mobil ketika pembagian brosur di lampu merah, selain itu apabila iklim sedang buruk atau hujan itu juga termasuk kendala yang dihadapi oleh perusahaan Stone Galery Semarang. Solusi agar meningkatkan model pemasaran dalam peningkatan brand awareness dengan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen, menjaga kualitas produk agar konsumen merasa puas dengan hasil produknya, membuka cabang agar cangkupan pada konsumen lebih luas, serta memberikan sebuah promosi yang menarik agar konsumen tertarik untuk membeli konsumennya. Kata Kunci: Pemasaran, Merek, Brand Awareness, Konsuemen ABSTRACT This research aims to study the development of marketing models to increase brand awareness in Semarang Gallery Stone. To understand spending in developing marketing models to increase brand awareness at Semarang Gallery Stone. To find out solutions in developing marketing models to increase brand awareness in Semarang Gallery Stone. This research method is qualitative using descriptive research methods. Data collection using purposive sampling technique with criteria that have worked for at least 5 years and approval for at least 20 years supported by content analysis techniques (content analysis) 1 The conclusion of this research is that consumers in Stone Gallery are included in the category of brand recall (brand recall) and brand recognition (brand recognition). Marketing problems that often occur in Semarang Gallery are the distribution of brochures to get loans to road users, the risk of being slashed by car compilation of brochures distribution at a red light, in addition to that it also improves the climate is worse or rain is also included associated with the company Batu Gallery Semarang. Solutions to improve marketing models in increasing brand awareness by providing good service to consumers, ensuring product quality so that consumers are satisfied with the results of their products, opening branches so that customers are wider, and providing attractive promotions so consumers are interested in buying their consumers. Keywords: Marketing, Brand, Brand Awareness, Consensus PENDAHULUAN Latar Belakang Stone Galery beralamat di Jalan Madukoro Bl D/15-17, Tawang Kidul, Semarang Barat, Semarang. Stone Galery adalah perusahaan yang menjual alam import, berkualitas seperti granit, marmer dan sebagainya. Dalam memasarkan produk yang tidak kalah penting adalah brand awareness. Brand Awareness (kesadaran merek) merupakan kemampuan seorang konsumen untuk mengidentifikasi suatu merek (baik mengenal maupun mengingatnya) dengan ditail tertentu (simbol, suara, gambar, dan lain-lain) dalam melakukan pembelian. Kesadaran merek tidak menuntut seorang konsumen untuk mengingat nama dari suatu merek, tetatpi hanya untuk mengingat ditail-ditail kecil dari suatu merek, misalnya berupa lambang, simbol, suara, warna dan lain sebagainya. Kesadaran merek (brand awareness) berperan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Konsumen akan memilih suatu produk yang lebih dikenalnya (diketahuinya) dibandingkan dengan membeli suatu produk yang belum pernah dikenalnya sama sekali. Kesadaran merek (brand awareness) adalah kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut muncul. (Shimp, 2003) Definisi lainnya menyatakan bahwa brand awareness sebagai kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu (Durianto dkk, 2004). Terdapat beberapa tingkatan brand awareness dalam proses pembentukan dalam kegiatan perusahaan, yaitu: 1) Unaware of brand, pada tahapan ini, pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum. Tingkatan ini yang harus dihindari oleh perusahaan; 2) Brand recognition, pada tahapan ini, pelanggan mampu mengidentifikasi merek yang disebutkan; 3) Brand recall, pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek tanpa diberikan stimulus; dan 4) Top of mind, pada tahapan ini pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori 2 produk tertentu. (MarkPlus, 2010; lihat juga Durianto, Sugiarto dan Lie Joko Budiman, 2004) Brand awareness sangat penting dalam bisnis apapun termasuk industri rajutan karena tidak hanya mengundang konsumen untuk membeli namun dapat membuat konsumen menjadi konsumen berulang (repeat custumer). Konsumen akan lebih mungkin membeli barang atau memakai jasa dari nama yang mereka percaya dan mudah dikenali, sehingga merek apa yang pertama kali muncul dalam benak konsumen, kemungkinan besar mereka juga akan membeli merek tersebut dan memberi tahu orang lain mengenai merek tersebut. Penelitian yang dilakukan Rahayu (2017) menyatakan bahwa Brand awareness atau kesadaran merek merupakan salah satu cara untuk mengukur efektivitas pemasaran yang diukur oleh kemampuan pelanggan untuk mengenali dan/ atau mengingat nama, gambar atau tperusahaan-tperusahaan lain yang terkait dengan merek tertentu. Adopsi konsep ini telah secara luas digunakan perusahaan besar dan juga perusahaan kecil, tidak terkecuali UMKM. Penggunaan komunikasi pemasaran terpadu oleh UMKM belum maksimal. Hal ini karena adanya keterbatasan anggaran untuk melaksanakan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Dengan demikian kegiatan promosi yang dilakukan oleh UMKM masih terkendala oleh biaya, sehingga hanya beberapa unsur dalam komunikasi pemasaran terpadu yang dapat diterapkan oleh UMKM, yaitu: Iklan, publisitas, promosi penjualan, dan pemasaran langsung. Dengan dana yang terbatas, UMKM dapat menggunakan kegiatan promosi : penyebaran brosur, pemasangan banner, pemberian diskon atau contoh produk secara gratis, dan pemasaran online menggunakan internet. Penelitian yang dilakukan Wahid (2017) menyatakan bahwa Dalam proses meningkatkan brand awareness perusahaan Go-Jek menggunakan beberapa strategi, strategi yang dilakukan Go-Jek sudah berhasil dengan mendapatkan hasil yang positif dari masyarakat. Dimana dengan menciptakan citra yang positif akan menimbulkan kepercayaan, dari kepercayaan tersebut maka mereka akan mencoba untuk lebih mengenal kemudian mereka akan merasa nyaman dan loyal terhadap perusahaan. Dengan kegiatan-kegiatan dari strategi tersebut yang dilakukan Go- Jek menjaga hubungan baik dengan konsumen, masyarakat, dan komunitas serta selalu memberikan pelayanan dan fitur yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan awareness dan loyalitas masyarakat terhadap perusahaan. Go-Jek mampu memperkenalkan perusahaannya dengan memberikan pelayanan-pelayanan yang berbeda dari yang lainnya. Go-Jek berani dalam berinovasi dengan menciptakan fitur yang tidak biasa kepada masyarakat dan hal tersebut dapat diterima secara baik oleh masyarakat, bahkan dengan berbedanya fitur layanan yang dibuat Go-Jek mendapatkan sambutan baik oleh mayarakat. Dengan perbedaannya tersebut Go-Jek dapat menjadikan perusahaannya sebagai perusahaan ojek berbasis online terunggul dibanding dengan ojek berbasis online lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Widjaja dan Sukmara (2019) menyatakan bahwa dengan menggunakan iklan yang dikeluarkan oleh sebuah produk akan meningkatkan brand awareness. Berdasarkan hasil analisis mengenai pengaruh tagline dan media periklanan terhadap brand awareness Dapur Iga Bandung 3 berpengaruh positif. Dengan adanya penelitian ini dapat membantu Dapur Iga untuk menyusun strategi pemasaran. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran Pemasaran merupakan lperusahaansan utama dalam bisnis dan masyarakat. Kemampuan untuk mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen dan mengkombinasikannya dengan kondisi pasar merupakan kegiatan utama bagi suatu perusahaan untuk daat memertahankan kelangsungan hidu perusahaan agar tetap eksis. Pengertian pemasaran menurut Stanton (dalam Basu Swasta dan Irawan 2003:5): ”Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan – kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.” Sedangkan pengertian pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2017): ”Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.” Merek (Brand) Merek adalah nama, tperusahaan, simbol, desain atau kombinasinya yang ditunjukan untuk mengidentifikasi dan mendefenisi barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain (Simamora, 2016). Merek adalah nama dan simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh pesaing (Aaker dalam Rangkuti, 2017). Merek adalah ide, kata, desain grafis dan suara/bunyi yang mensimbolisasikan produk, jasa dan perusahaan yang memproduksi produk dan jasa tersebut. Merek sebenarnya adalah cermin dari janji yang diucapkan oleh produsen terhadap konsumen atas kualitas produk yang akan mereka hasilkan (Kotler, 2014). Merek adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau kontrak kepercayaan dari produsen kepada konsumen dengan menjamin konsistensi bahwa sebuah produk akan selalu dapat menyampaikan nilai yang diharapkan konsumen dari sebuah produk. Merek mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Brand awareness Kesadaran merek (brand awareness) merupakan kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori atau produk tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Kesadaran merek (brand awareness) memiliki empat tingkatan akan pencapaian kesadaran di benak konsumen. Tingkat kesadaran merek yang paling rendah adalah pengenalan merek (brand recognition) atau disebut juga 4
no reviews yet
Please Login to review.