Authentication
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa akhir-akhir ini telah banyak menyita perhatian berbagai kalangan, baik pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia. Sorotan mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, yang tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, pandangan berbagai tokoh masyarakat, ilmuwan, dan agamawan, menggambarkan adanya keprihatinan terhadap perkembangan budaya dan karakter bangsa kita akhir-akhir ini. Dahulu bangsa kita yang dikenal oleh bangsa lain sebagai bangsa yang ramah, santun, arif, dan menghargai orang/suku/agama lain, sekarang malahan sebaliknya. Banyak kita saksikan konflik horizontal dan kekerasan di mana-mana, baik yang mengatas- namakan agama, suku, maupun perbedaan kepentingan. Belum lagi masalah korupsi, mafia pajak, mafia hukum telah mewarnai berita- berita di media massa kita. Untuk mengatasi masalah kemerosotan budaya dan karakter bangsa tersebut, banyak pihak berkeyakinan bahwa pendidikan masih berperan penting. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif yang diharapkan dapat mengembangkan budaya dan karakter generasi muda bangsa kita dalam berbagai aspek kehidupan, yang dapat memperkecil atau mengurangi penyebab berbagai masalah kemerosotan budaya dan karakter bangsa (Pratama, 2011). 1 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu: 1. Bagaimana pengertian pendidikan karakter. 2. Bagaimana pengertian budaya bangsa. 3. Bagaimana hubungan antara pendidikan karakter dan budaya bangsa. 4. Bagaimana strategi pengembangan pendidikan karakter. 5. Bagaimana prinsip-prinsip dalam pengembangan pendidikan karakter. 6. Bagaimana nilai-nilai dasar dalam pendidikan karakter. 7. Apa tujuan dan fungsi pendidikan karakter bangsa. 1.3 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dari penulisan makalah ini secara terperinci adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian pendidikan karakter dan budaya bangsa. 2. Mengetahui hubungan antara pendidikan karakter dan budaya bangsa. 3. Mengetahui strategi yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter dalam budaya bangsa. 4. Mengetahui prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar dalam pendidikan karakter. 5. Mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan karakter. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat menerapkan pendidikan karakter mulai dari lingkungan pribadi, agar dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam budaya bangsa. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik, agar memiliki sistem berpikir, sistem nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan oleh masyarakatnya untuk berkembang sesuai kehidupan pada masa kini dan masa mendatang. Sedangkan karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (Pratama, 2011). Sedangkan menurut Setiawan (2010), pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Menurut Syahroni (2012), pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan 3 karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Pendidikan karakter juga berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriterianya adalah nilai-nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda (Ramli, 2001 dalam Halomoan, 2012). 2.2 Pengertian Budaya Bangsa Menurut Handayani (2013), budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Kebudayaan menurut Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Adapun perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang kesemuanya ditunjukkan untuk membantu manusia dalam kelangsungan hidupnya di masyarakat. 4
no reviews yet
Please Login to review.