jagomart
digital resources
picture1_Makalah Pendidikan Karakter Di Era Globalisasi


 465x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.03 MB    


File: Makalah Pendidikan Karakter Di Era Globalisasi
pendidikan karakter di era globalisasi bab i pendahuluan 1 1 latar belakang memasuki era globalisasi sekarang ini kita menuju suatu kesadaran global yaitu suatu fase di mana dunia terbuka yang ...

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 22 Dec 2021 | 4 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                Pendidikan karakter di era globalisasi
                BAB I PENDAHULUAN
      1.1  Latar Belakang    
        Memasuki era globalisasi sekarang ini kita menuju suatu kesadaran global 
       yaitu suatu fase di mana dunia terbuka yang tanpa batas. Di dalam dunia yang 
       tanpa batas inilah terjadi persaingan yang mencakup seluruh aspek kehidupan. 
       Perkembangan globalisasi menjadi tombak perubahan dari segala kegiatan 
       yang lakukan oleh manusia dalam mengikuti revolusi zaman.  Perkembangan 
       globalisasi sekarang ini tidak bisa ditawar lagi dalam mengikuti 
       perkembangnnya khususnya dalam dunia pendidikan. 
        Globalisasi adalah fenomena yang tidak bisa dipungkiri semua orang dan 
       semua kalangan pasti akan merasakan dampak darinya. Namun jika hal ini 
       tidak dibarengi dengan filter yang kuat globalisasi dapat berakibat pada krisis 
       akhlak yang terjadi hampir di semua lapisan masyarakat mulai dari pelajar 
       hingga pejabat negara. 
        Pendidikan global memegang peranan yang sangat penting dalam 
       meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang 
       berkualitas diharapkan mampu bersaing di tengah era globalisasi. Era 
       globalisasi membawa tantangan-tantangan baru yang harus dijawab oleh 
       pendidikan. Perubahan global meminta perubahan di dalam pengelolaan hidup 
       dan masyarakat termasuk dalam bidang pendidikan. Perubahan di dalam visi 
       dan strategi pendidikan dalam rangka mempersiapkan manusia-manusia 
       Indonesia untuk dapat memberikan jawaban terhadap tantangan global dan 
       peluang global sudah menjadi suatu keharusan. Konsep pendidikan global 
       menekankan pada cara berfikir inklusif , bila tak sekedar ingin memperluas 
       informasi tentang keterkaitan global. Dengan pendidikan global diharapkan 
       kualitas sumber daya manusia akan lebih meningkat. Pendidikan tidak lagi 
       berpusat pada guru akan tetapi berpusat pada siswa. Sehingga output dari 
       pendidikan akan dapat ditingkatkan mutunya dan mampu bersaing di tengah 
       era globalisasi. 
        Hal ini dikalangan masyarakat dan pejabat negara. Yang paling menonjol 
       adalah semakin membudayanya tingkat pidana korupsi di negeri ini. Melihat 
       potret buram tersebut sejumlah kalangan menilai bahwa hal ini desebabkan 
       diantaranya oleh gagalnya dunia pendidikan, alasanya pendidikan merupakan 
       wadah untuk melahirkan manusia-manusia yang mampu menyelamatkan masa 
       depan bangsa dari jurang keterpurukan, baik dibidang ekonomi, sosial, politik, 
       dan lebih-lebih di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Maka dari 
       itu perlu kiranya meninjau lebih dalam tentang tentang penomena globalisasi 
       yang sedang merebak ini dan melakukan langkah-langkah untuk 
       menyelamatkan para generasi muda dari kehancuran akhlak dan moral.
       1.2  Rumusan Masalah 
        1.  Apa  yang dimasud dengan pendidikan karakter di era   globalisasi?
        2.Apa saja Permasalahn pendidikan karakter di era globalisasi? 
        3.Apa  saja  Solusi yang di berikan pendidikan karakter di era globalisasi?
      1.3 Tujuan
        1. menambah wawasan tentang karakter di era globalisasi
        2. mengubah tata cara belajar-mengajar di era globalisasi
                     BAB II
                    PEMBAHASAN
       2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN  KARAKTER DI ERA GLOBALISASI
       Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk,
      hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. Hal itu tercermin dari semakin 
      meningkatnya kriminalitas, pelanggaran hak asasi manusia, ketidakadilan hukum, 
      kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai pelosok negeri, pergaulan bebas, 
      pornografi dan porno aksi, tawuran yang terjadi di kalangan remaja, kekerasan dan 
      kerusuhan, serta korupsi yang kian merambah pada semua sektor kehidupan. 
      Masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan kesantunan dalam berperilaku, 
      musyawarah-mufakat dalam menyelesaikan masalah kearifan lokal yang kaya 
      dengan pluralitas, sikap toleran dan gotong royong, mulai cenderung berubah 
      menjadi hegemoni kelompok-kelompok yang saling mengalahkan dan berperilaku 
      egois individual. Gambaran fenomena tersebut, menunjukkan bangsa ini tengah 
      mengalami krisis moral yang menegaskan terjadinya ketidakpastian jati diri dan 
      karakter bangsa. 
        Memperhatikan situasi dan kondisi karakter bangsa pasca-reformasi yang 
      dinilai sudah memprihatinkan, seharusnya seluruh komponen bangsa sepakat untuk
      menempatkan pembangunan karakter bangsa (nation and character building) 
      sebagai prioritas yang utama. Ini berarti setiap upaya pembangunan harus selalu 
      dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter bangsa. 
      Pemerintah reformasi memang telah merumuskan misi pembangunan nasional 
      yang memposisikan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi 
      guna mewujudkan visi pembangunan nasional. Hal ini sebagaimana tercantum 
      dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 
      (Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2007), yakni; terwujudnya karakter 
      bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan 
      Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat 
      Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 
      berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang 
      dinamis, dan berorientasi ipteks (Kemko Kesejahteraan Rakyat Republik 
      Indonesia, 2010). Pembangunan karakter bangsa memiliki urgensi yang sangat luas
      dan bersifat multidimensional. Sangat luas karena terkait dengan pengembangan 
      multi aspek potensi-potensi keunggulan bangsa, dan bersifat multidimensional 
      karena mencakup dimensi-dimensi kebangsaan yang hingga saat ini sedang dalam 
      proses “menjadi”. Urgensi pembangunan karakter dengan sifatnya yang demikian, 
      mensaratkan karakter sebagai: (1) perekat fondasi  bangunan kehidupan berbangsa 
      dan bernegara; (2) “kemudi” dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama; 
      dan (3) kekuatan esensial dalam membangun karakter bangsa yang bermartabat.
          Namun, pembangunan karakter bangsa bukanlah urusan sepihak yang 
      datang dari atas. Gerakan pembangunan karakter bangsa harus mendapat dukungan
      seluruh komponen pada akar bawah. Krisis moral yang tengah melanda bangsa ini,
      mensyaratkan untuk segera dilakukannya re-discovery nilai-nilai luhur budaya 
      bangsa atau revitalisasi atau semacam invented tradition (Hobsbawm, 1983: 1) 
      melalui gerakan nasional yang melibatkan seluruh komponen sebagai konsensus 
      yang lahir dari kesadaran nasional. Pembangunan karakter bangsa harus 
      diaktualisasikan secara nyata dalam bentuk aksi nasional dalam rangka 
      memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa sebagai 
      upaya untuk menjaga jati diri bangsa dan memperkukuh persatuan dan kesatuan 
      bangsa dalam naungan NKRI. Pembangunan karakter bangsa harus dilakukan 
      melalui pendekatan sistematik, integratif dan berkelanjutan. Strategi pembangunan 
      karakter dapat dilakukan melalui sosialisasi, enkulturasi dan internalisasi melalui 
      berbagai institusi dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan kebutuhan 
      masyarakat serta pendekatan multi disiplin yang tidak menekankan pada 
      indoktrinasi.
        Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap 
      individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat 
      dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat 
      keputusan dan siap mempertanggung-jawabkan akibat dari keputusan yang 
      dibuatnya (Suyatno, 2009). Beberapa ciri orang yang memiliki karakter menurut 
      Kirschenbaum (1995) antara lain: hormat, tanggungjawab, peduli, disiplin, loyal, 
      berani, dan toleran. Seseorang yang berkarakter mulia memiliki pengetahuan 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Pendidikan karakter di era globalisasi bab i pendahuluan latar belakang memasuki sekarang ini kita menuju suatu kesadaran global yaitu fase mana dunia terbuka yang tanpa batas dalam inilah terjadi persaingan mencakup seluruh aspek kehidupan perkembangan menjadi tombak perubahan dari segala kegiatan lakukan oleh manusia mengikuti revolusi zaman tidak bisa ditawar lagi perkembangnnya khususnya adalah fenomena dipungkiri semua orang dan kalangan pasti akan merasakan dampak darinya namun jika hal dibarengi dengan filter kuat dapat berakibat pada krisis akhlak hampir lapisan masyarakat mulai pelajar hingga pejabat negara memegang peranan sangat penting meningkatkan kualitas sumber daya berkualitas diharapkan mampu bersaing tengah membawa tantangan baru harus dijawab meminta pengelolaan hidup termasuk bidang visi strategi rangka mempersiapkan indonesia untuk memberikan jawaban terhadap peluang sudah keharusan konsep menekankan cara berfikir inklusif bila tak sekedar ingin memperluas informas...

no reviews yet
Please Login to review.