154x Filetype PDF File size 0.48 MB Source: media.neliti.com
Penelitian INDIKATOR MUTU PROGRAM PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT * ** Harina Yuhety, Yusufhadi Miarso, dan Anisah Baslemah Abstract Considering the importance of lifelong education, this study aimed at obtaining the quality of lifelong education program in Indonesia. The study employed policy research method exploring the information from various sources. The findings of the study concluded that although the lifelong education program is not explicity stated in the education acts, its existance is undeniable conceptually and empirically. Keywords: lifelong education, indicator of program quality, life skill, lifelong learner. PENDAHULUAN Pergeseran paradigma pendidikan telah tertuang dihadapkan pada kian banyaknya pengangguran, secara eksplisit dalam Undang-Undang Sisdiknas No. bertambahnya penduduk miskin, melemahnya standar 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional kehidupan dalam populasi penduduk dunia yang makin (UU Sisdiknas). Pada Pasal 4 ayat (2) ditetapkan bahwa bertambah, makin tajamnya jurang antara yang kaya pendidikan diselenggarakan sebagai suatu kesatuan dan yang miskin. Kondisi tersebut menjadi inspirasi yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. kunci (key inspiration) bagi berkembangnya belajar Dalam ayat (3) ditetapkan bahwa pendidikan sepanjang hayat melalui pengembangan potensi diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan manusia (the development of human potential) dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung (Longworth dan Davies, 1996:24). sepanjang hayat. Selanjutnya dalam ayat (6) ditetapkan Dalam pengkajian ini masalah dibatasi pada (1) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan Bagaimanakah rumusan indikator mutu program memberdayakan semua komponen masyarakat melalui pendidikan sepanjang hayat? (2) Bagaimanakah peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian pendapat pemangku kebijakan mengenai indikator mutu mutu layanan pendidikan. Ketentuan ini mengandung program pendidikan sepanjang hayat? (3) Konsensus arti pentingnya proses pendidikan daripada sekedar apa saja yang dapat dijadikan bahan untuk menentukan materi pendidikan. standar mutu program pendidikan sepanjang hayat Berdasarkan ketentuan tentang sistem terbuka sesuai dengan satuan pendidikan nonformal? (4) dan multimakna telah dimungkinkan pendidikan yang Kategori dan Indikator apa saja yang dapat dijadikan diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan dan waktu bahan untuk penyusunan kebijakan dalam standar penyelesaian program lintas satuan dan jalur program pendidikan sepanjang hayat? pendidikan. Untuk keperluan itu diperlukan adanya Tujuan umum pengkajian ini adalah untuk informasi tentang kategori dan indikator mutu yang memberikan masukan kebijakan kepada para pengambil berlaku untuk program pendidikan semua jalur sebagai keputusan kebijakan berupa indikator mutu program bagian dari program pendidikan sepanjang hayat. pendidikan sepanjang hayat berdasarkan persepsi dari Urgensi berkembangnya pendidikan dan belajar para pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat sepanjang hayat dilatarbelakangi oleh kondisi nyata diberlakukan pada berbagai jalur, jenjang, dan jenis (real conditons) bangsa-bangsa di dunia yang pendidikan. Hasil kajian diharapkan dapat dijadikan masukan lebih lanjut bagi Unit Utama Manajemen Pendidikan dan Badan Standar Nasional Pendidikan *Staf Ahli Menteri Pendidikan Nasional untuk dijabarkan lebih lanjut sebagai peraturan turunan **Guru Besar Universitas Negeri Jakarta yang melengkapi perundangan yang ada. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF - Vol. 3, No.2 - 2008 159 Indikator Mutu Program... KAJIAN TEORETIS Hakikat Pendidikan Sepanjang Hayat itu, pendidikan sesungguhnya dapat berjalan dalam Pendidikan dan belajar sepanjang hayat berbagai lingkungan kehidupan. Salah satunya program didefinisikan sebagai pengembangan potensi manusia pendidikan nonformal yang meliputi kegiatan belajar melalui proses yang medukung secara terus menerus sebaya (peer group), upaya peningkatan taraf hidup yang menstimulasi dan memberdayakan individu- keluarga, belajar di perpustakaan, belajar dalam individu agar memperoleh semua pengetahuan, nilai- lingkungan kerja, lapangan usaha, lembaga-lembaga nilai, keterampilan-keterampilan, dan pemahaman. penyelenggara program pendidikan maupun dalam Semuanya itu akan diperoleh dalam keseluruhan hidup semua kegiatan yang ada dan berkembang di dalam individu dan kemudian menerapkannya dengan penuh masyarakat. percaya diri, penuh kreativitas, dan menyenangkan Belajar sepanjang hayat merupakan proses dalam seluruh peran, iklim, dan lingkungan (Longworth kontinum dari elemen-elemen yang saling berkaitan dan Davies, 1996:22). (interdependent), yang dilandasi oleh kebutuhan individu Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH) merupakan dalam pendidikan sepanjang hidupnya. Longworth dan suatu gagasan atau konsep, bahkan direkomendasikan Davies (1996) melukiskan proses belajar sepanjang sebagai suatu konsep induk dalam upaya inovasi hayat yang merentang dari pendidikan formal, nonformal pendidikan. Dengan kata lain PSH bukanlah merupakan hingga informal. Aksis A – pemelajar - adalah nilai, suatu jalur ataupun satuan dan atau program keterampilan, dan atribut belajar sepanjang hayat yang (sebagaimana ditegaskan dalam UU Sisdiknas No. 20 akan membawa pemelajar ke arah kemajuan melalui Tahun 2003), melainkan sebagai suatu ide yang menjadi landasan pengembangan jalur ataupun satuan siklus belajar sepanjang waktu sebagaimana pendidikan. Hal ini perlu ditegaskan bahwa UUSPN No. ditunjukkan dalam Aksis B. Aksis B adalah sepanjang 20 tahun 2003 memberi arahan bahwa pendidikan hayat - tingkat perbedaan perjalanan hidup semua nasional dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu pemelajar ditempuh melalui perolehan pengetahuan dan pendidikan formal, nonformal, dan informal. pemahaman, melalui sistem belajar formal hingga Dilihat dari cakupannya, PSH menurut Gestrelius sistem belajar informal. Aksis C adalah belajar - (1997), meliputi interaksi belajar-membelajarkan, merupakan seperangkat pendukung dari sistem belajar penentuan bahan belajar, metode belajar, lembaga sepanjang hayat di mana pemelajar beradaptasi dengan penyelenggara pendidikan, organisasi penyelenggara, kebutuhan belajarnya. Gambar di bawah ini fasilitas, administrasi, dan kondisi lingkungan menunjukkan proses belajar sepanjang hayat yang pendukung kegiatan yang berkelanjutan. Oleh karena berlangsung secara kontinum. Gambar 1. Proses belajar sepanjang hayat (Longworth dan Davies, 1996:20) 160 Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF - Vol. 3, No.2 - 2008 Indikator Mutu Program... Proses belajar dalam lingkup pendidikan mencapai kepuasan dalam peningkatan diri. Aspek sepanjang hayat dapat ditempuh dengan berbagai cara. tingkah laku inilah yang perlu ditingkatkan ke arah Misalnya, seseorang yang ingin mempelajari teknik-teknik yang lebih baik karena perubahan aspek tingkah laku membuat barang kerajinan tangan, memasarkan hasil tersebut akan mempengaruhi peningkatan taraf hidup produksi, dan mengelola unit usaha maka mungkin dan kehidupan peserta didik. ia dapat menempuh langkah-langkah berikut. Proses belajar sepanjang hayat harus 1. Menyaksikan atau mengamati orang lain melakukan menempatkan nilai-nilai kecakapan hidup (life skills) kegiatan tertentu yang diinginkan. sebagai muatan strategis yang terintegrasi dengan materi 2. Membantu orang lain yang membuat barang atau belajar sepanjang hayat. Nilai kecakapan hidup dan melakukan usaha. kecakapan sosial dalam dunia belajar sepanjang hayat 3. Ikut serta bersama orang lain yang melakukan akan sangat baik bila dikembangkan melalui sistem kegiatan. kemitraan (partnership system) dengan melibatkan 4. Mengerjakan sendiri pekerjaan kegiatan tertentu (Sudjana, 2004). orangtua, gubernur, organisasi profesi, kelompok minat, Melalui salah satu atau beberapa langkah dan industri. Dalam gambar berikut terlihat ada sepuluh tersebut maka ia dapat mengembangkan pengetahuan, daftar kecakapan hidup paling atraktif bagi pengembangan keterampilan, sikap dan atau aspirasinya untuk wawasan dan nilai belajar sepanjang hayat. Gambar 2. Kecakapan hidup dalam dunia belajar sepanjang hayat (Longworth, N & Davies, W.K., 1996). Pentingnya belajar dari dan dalam dunia kehidupan Indikator Mutu Pendidikan nyata tidak terbatas pada upaya untuk memiliki dan UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menetapkan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perlunya ditentukan standar nasional pendidikan yang aspirasi saja. Lebih jauh dari itu kegiatan belajar merupakan kriteria minimal tentang mutu sistem mencakup segi-segi kehidupan yang lebih luas seperti pendidikan, yang terdiri atas standar isi, proses, nilai keagarnaan, hubungan sosial, adat istiadat, dan kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat. prasarana, pengelolaan, pembiayaan, serta penilaian Kegiatan belajar diperlukan pula untuk menyesuaikan diri pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dengan perubahan positif yang terus berkembang dan berkala. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun dalam kehidupan. Dengan perkataan lain kegiatan 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) telah belajar sepanjang hayat adalah untuk menyiapkan menjabarkan lebih lanjut ketentuan dalam Undang- diri guna mencapai kehidupan yang lebih baik di masa undang Sisdiknas. Tujuan standar nasional pendidikan yang akan datang. adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF - Vol. 3, No.2 - 2008 161 Indikator Mutu Program... dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan Adapun yang merupakan ciri dari kesesuaian ini, antara membentuk watak serta peradaban bangsa yang lain adalah sepadan dengan karakteristik peserta didik, bermartabat. Namun standar nasional pendidikan ini serasi dengan aspirasi masyarakat maupun perorangan, baru terbatas pada jalur pendidikan formal jenjang cocok dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan pendidikan dasar dan menengah. kondisi lingkungan, selaras dengan tuntutan zaman, Secara konseptual mutu pendidikan diartikan dan sesuai dengan teori, prinsip, dan atau nilai baru secara beragam, tergantung pada situasi dan dalam pendidikan. lingkungan. Penelitian yang dilaksanakan oleh Donald Menurut pendapat Deming (Jenkins, 1996:12-13) M. Morrison, Kelly Mohaski, dan Katryn Kotter yang pendidikan merupakan suatu sistem dengan tujuh hasilnya divalidasikan oleh the Center for Reseach on komponen yang harus ada dan saling berkaitan. Ke tujuh Educational Policy of University of Memphis pada tahun komponen tersebut adalah (1) tujuan (aims); (2) pelanggan 2005, menunjukkan adanya sejumlah indikator kualitas (customers); (3) persediaan (supplies); (4) masukan pembelajaran (instructional quality indicators) yang (input); (5) proses; (6) keluaran (output); dan (7) ukuran dikelompokkan ke dalam sepuluh kategori, yaitu: (1) kualitas (quality measurement). Deming menyatakan lingkungan fisik yang kaya dan merangsang, (2) iklim bahwa tujuan umum pendidikan adalah meningkatkan kelas yang kondusif untuk belajar, (3) harapan jelas hal-hal yang positif, mengurangi hal-hal yang negatif dan tinggi para peserta didik, (4) pembelajaran yang sehingga setiap peserta didik bergairah untuk belajar. koheren dan berfokus, (5) wacana ilmiah yang Adapun yang dimaksudkan dengan pelanggan adalah merangsang pikiran, (6) belajar otentik, (7) asesmen para peserta didik terutama yang menjadi subjek dalam diagnostik belajar yang teratur, (8) membaca dan program wajib belajar, meskipun termasuk pula peserta menulis sebagai kegiatan regular, (9) pemikiran didik lain seperti maha peserta didik dan warga belajar matematis, serta (10) penggunaan teknologi secara dewasa. efektif. Kesepuluh kategori tersebut dijabarkan lagi Konsep tentang mutu pendidikan dengan menjadi 42 indikator (Morrison, Mohaski, dan Cotter, demikian juga diartikan secara berbeda beda, tergantung 2005). pada situasi, kondisi, dan sudut pandang. Pada awal Sementara itu the National Education Association kemerdekaan dahulu, adanya kesempatan satuan di Amerika Serikat merumuskan enam kunci untuk pendidikan bagi kebanyakan warga sudah dianggap keunggulan (keys to exellence) yang dijabarkan lebih sesuatu yang bermutu karena sebelumnya kesempatan lanjut menjadi 35 indikator kualitas satuan pendidikan itu tidak ada atau sangat terbatas. Sekarang ini, sesuai (indicators of a quality school). Keenam kunci dengan perkembangan budaya dan teknologi, keunggulan tersebut adalah (1) pemahaman bersama pendidikan atau pembelajaran yang tidak memberikan dan komitmen terhadap tujuan yang tinggi, (2) ko- kesempatan mengenal dan memanfaatkan teknologi munikasi terbuka dan kolaborasi dalam memecahkan informasi, dianggap kurang bermutu. masalah, (3) penilaian belajar dan pembelajaran secara Perbedaan sudut pandang didasarkan pada terus menerus, (4) belajar pribadi dan profesional, (5) sum- pendapat bahwa dalam proses pendidikan ada tiga ber-sumber untuk menunjang belajar dan pembelajaran, unsur yang berkepentingan. Pertama adalah serta (6) kurikulum dan pembelajaran (http:// pemerintah dan atau yayasan bagi pendidikan swasta www.nea.org/schoolquality/index.html). yang menentukan aturan pengelolaan (termasuk Menurut Hoy, et al. (2000), yang dimaksud anggaran dan tata laksana); kedua adalah peserta dengan mutu pendidikan adalah suatu evaluasi atas didik yang memperoleh manfaat dari pendidikan; dan proses mendidik yang dapat meningkatkan kebutuhan ketiga adalah masyarakat, termasuk orangtua yang untuk mengembangkan dan membina bakat dari memperoleh manfaat dari tersedianya lulusan atau hasil peserta didik, proses pendidikan itu sendiri, dan dari proses pendidikan. Ketiga sudut pandang ini ada bersamaan dengan itu memenuhi standar akuntabilitas kemungkinan berbeda dalam mengartikan mutu proses yang ditetapkan oleh mereka yang bertanggung jawab pendidikan. membiayai dan menerima lulusan pendidikan. Mutu Program PSH Pendapat tersebut memperkuat pendapat bahwa ke tiga Mutu program PSH mengandung banyak pihak yang berkepentingan perlu merumuskan rujukan. Beberapa di antara rujukan itu adalah bahwa kesepakatan bersama. program PSH yang bermutu harus memiliki kesesuaian Konsep mutu pendidikan menurut Miarso dengan standar tertentu, kesesuaian dengan kebutuhan (2004:561) mengandung lima rujukan, yaitu kesesuaian, tertentu, kesepadanan dengan karakteristik dan kondisi daya tarik, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. tertentu, keselarasan dengan kebutuhan zaman, 162 Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF - Vol. 3, No.2 - 2008
no reviews yet
Please Login to review.