175x Filetype PDF File size 0.13 MB Source: media.neliti.com
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume: 2 No 1, Tahun 2014 PENERAPAN KONSELING GESTALT DENGAN TEKNIK REFRAMING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN DIRI DALAM BELAJAR SISWA KELAS VIII A1 SMP NEGERI 4 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2013/2014 1 2 3 I Nyoman Oka Mudana , I Ketut Dharsana , Kadek Suranata 123 Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {okamudana.san@gmail.com;profdharsana@yahoo.co.id;sura@konselor.org}@undi ksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui beberapa hal yaitu yang pertama bagaimana deskripsi hasil pengamatan awal kondisi kesadaran diri dalam belajar siswa kelas VIII A1 SMP Negeri 4 Singaraja. Kedua, apakah terjadi peningkatan kesadaran diri dalam belajar siswa kelas VIII A1 SMP Negeri 4 Singaraja setelah diberi konseling gestalt dengan teknik reframing pada siklus I. Dan yang ketiga apakah terjadi peningkatan kesadaran diri dalam belajar siswa kelas VIII A1 SMP Negeri 4 Singaraja setelah diberi konseling gestalt dengan teknik reframing pada siklus II. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang dilakukan dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian berjumlah 28 orang siswa, yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 9 orang siswa laki-laki. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan salah satu teknik non probability sampling yaitu teknik purposive sampling. Dalam mengumpulkan data, digunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner kesadaran diri dalam belajar, observasi, wawancara, dan buku harian. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran diri dalam belajar pada siswa dari skor data awal dengan rata-rata 58,93% (kesadaran diri dalam belajar rendah) menjadi 81,73% (kesadaran diri dalam belajar tinggi) pada siklus I, dan peningkatan dari 81,73% (kesadaran diri dalam belajar tinggi) menjadi 88,33% (kesadaran diri dalam belajar tinggi) pada siklus II. Berdasarkan pada hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling gestalt dengan teknik reframing dapat meningkatkan kesadaran diri dalam belajar siswa kelas VIII A1 SMP Negeri 4 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014 Kata-kata kunci : konseling gestalt, reframing, kesadaran diri dalam belajar Abstract This study aimed to several things: first, how description supervision early data condition selft-awareness in learn students of class VIII A1 SMP 4 Singaraja. Second, whether showed an increased selft-awareness in learn students of class VIII A1 SMP Negeri 4 Singaraja after application gestalt counseling with reframing technique in the first cycle. And Third, whether showed an increased selft-awareness in learn students of class VIII A1 SMP Negeri 4 Singaraja after application gestalt e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume: 2 No 1, Tahun 2014 counseling with reframing technique in the second cycle. This study is an action research in Guidance and Counseling (action research in guidance and counseling)Action research in guidance and counseling is done in two cycles, with the beginning of the study subjects were 28 students with 19 girls and 9 boys. To be able to generate the data used is the main method of self-awareness questionnaire in the study and complementary methods. The main method of the questionnaire itself has been tested validity and reliability. The results of this study showed an increased awareness of self in student learning at the beginning of the data on average 58,93% (low self-awareness in the study), then after execution until the first cycle an average increase self-awareness in the students' learning to reach 81,73% (self-awareness in learning high). Then at the end of the second cycle of self awareness of students in the study increased to 88,33% (Category name awareness in learn higher learning). Based on this, it can be concluded that the gestalt counseling with reframing technique can increase self-awareness in learn students of class VIII A1 SMP Negeri 4 Singaraja Academic Year 2013/2014 Keywords: Gestalt Counseling, Reframing, self-awareness in learn PENDAHULUAN berupa surat ketika tidak hadir di sekolah, Dari hasil pengamatan yang berusaha memperbaiki nilai yang belum dilakukan, ada beberapa siswa yang mencapai KKM, serta berada di dalam menunjukkan perilaku, mengerjakan tugas kelas saat jam belajar. Perilaku siswa ini tidak bersungguh-sungguh, mengobrol di menunjukkan bahwa adanya kesadaran kelas saat guru mengajar, tidak belajar dari seorang siswa. mengumpulkan tugas tepat waktu, tidak Dalam Cambriage International mengumpulkan tugas yang di berikan, Dictionary of English (dalam Sih 2008:7) tidak mau tahu tentang nilai ulangan ada sejumlah definisi tentang kesadaran. maupun nilai tugas yang jatuh, tanpa Pertama, kesadaran diartikan sebagai keterangan tentang ketidakhadiran di kondisi terjaga atau mampu mengerti apa sekolah, berada di luar kelas ketika jam yang sedang terjadi. Kedua, kesadaran belajar, rebut pada saat tidak ada jam diartikan sebagai semua ide, perasaan, belajar, tidak menggunakan waktu luang pendapat, dan sebagainya yang dimiliki untuk belajar, serta berulang-ulangnya seseorang atau sekelompok orang. Danim pelanggaran tata tertib yang dilakukan (2012:165) mendefinisikan kesadaran diri oleh siswa. Perilaku-perilaku ini adalah pemahaman nyata atas menunjukkan tidak adanya kesadaran diri keberadaan diri sendiri (explicit dalam belajar yang dimiliki oleh siswa. understanding that one exist). Kemudian Para dewan guru sudah melakukan dalam Wikipedia mengatakan bahwa berbagai cara, mulai dari pemberian kesadaran diri dirumuskan merupakan hukuman, perlakuan kredit point, sampai rekognisi dari kepribadian, kekuatan dan pemanggilan kepada orang tua. Namun kelemahan, dan rasa suka atau tidak suka masih tetap saja siswa mengulangi tentang diri sendiri (Danim, 2012:165). kesalahan yang dilakukannya. Berdasarkan pengertian diatas, dapat Namun ada pula beberapa siswa ditarik indikator dari kesadaran diri yaitu melakukan hal-hal yang sebaliknya, mengerti tentang apa yang terjadi , semua datang lebih awal ke sekolah, ide, perasaan, pendapat dan sebagainya, mengerjakan tugas dengan bersungguh- dan pemahaman tentang diri sendiri, sungguh, menjawab soal ulangan dengan pemahaman tentang kekuatan dan bersungguh-sungguh, memperhatikan kelemahan, rasa suka atau tidak suka guru ketika mengajar, konsentrasi tentang dirinya. terhadap materi pelajaran yang diajarkan Goleman (2001:513) mengatakan oleh guru, mengumpulkan tugas tepat bahwa kesadaran diri yaitu mengetahui waktu, mengumpulkan tugas yang apa yang kita rasakan pada suatu saat, diperintahkan guru, memberikan informasi dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, dengan kesadaran diri adalah suatu memiliki tolak ukur yang realistis atas kondisi memahami secara menyeluruh kemampuan diri dan kepercayaan diri tentang diri sendiri secara dengan setepat- yang kuat. Orang yang memiliki tepatnya tentang apa yang sedang terjadi kemampuan ini berarti dapat mengenali atau dialami oleh dirinya sendiri. emosi dirinya. Orang ini mampu Kesadaran diri sangatlah penting, mengenali perasaan sewaktu perasaan itu memahami diri bukan hanya salah satu terjadi. Kemampuan untuk memantau syarat agar kita sukses, tetapi juga perasaan dari waktu ke waktu merupakan merupakan syarat agar kita dapat bekerja hal penting bagi wawasan psikologi dan bersama orang lain secara efektif. Sudah pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk terbukti bahwa seorang pemimpin yang mencermati perasaan yang sesungguhnya sukses adalah seorang yang menyadari akan menyebabkan seseorang berada kekuatan dan kelemahan dirinya. Mereka dalam kekuasaan perasaan. Orang yang mengoptimalkan kekuatan diri dan memiliki keyakinan lebih tentang menggunakan kerjasama tim untuk perasaannya adalah pilot yang andal bagi menutup kelemahan dirinya (BPKP, kehidupannya karena mempunyai 2007:11). kepekaan lebih tinggi akan perasaan yang BPKP (2007:12) mengemukakkan ada sesungguhnya. Indikator dari kesadaran beberapa manfaat yang dapat diperoleh diri tersebut yaitu mengetahui apa yang dengan adanya kesadaran diri, antara lain: kita rasakan, mampu mengambil 1) Memahami diri kita dalam keputusan sendiri, tolak ukur realistis, dan berhubungan dengan orang lain kepercayaan diri yang kuat. 2) Mengembangkan dan Achmanto Mendatu (dalam mengimplementasikan kemampuan Wibowo dkk, 2012:148), kesadaran diri itu diri adalah keadaan dimana kita bisa 3) Menetapkan pilihan hidup dan karir memahami diri kita sendiri dengan yang akan dicapai setepat-tepatnya. Disebut memiliki 4) Mengembangkan hubungan kerja kesadaran diri jika mampu memahami dengan orang lain emosi dan mood yang sedang dirasakan, 5) Memahami nilai diversity kritis terhadap informasi mengenai diri 6) Menigkatkan produktivitas sendiri, dan sadar tentang diri sendiri yang 7) Meningkatkan kemampuan peran nyata. Pendek kata kesadaran diri berarti serta kita pada organisasi, sadar mengenai pikiran perasaan dan lingkungan, dan keluarga evaluasi diri yang ada dalam diri sendiri. Menurut Bars dan McGovern (dalam Arief Rakhman (2011), kesadaran diri Solso, 2007:251) mengajukan sejumlah merupakan kemampuan dalam diri untuk fungsi kesadaran, antara lain: mengenal dan memilah-milah perasaan, 1) Fungsi konteks-setting (context memahami apa yang sedang kita rasakan, setting), yakni fungsi dimana dan mengetahui penyebab munculnya system-sistem bekerja untuk perasaan. Berdasarkan pengertian dari mendefinisikan konteks dan kesadaran diatas, dapat diambil indikator pengetahuan mengeai sebuah dari kesadaran yaitu memahami diri stimuli yang datang ke dalam dengan setepat-tepatnya, memahami memori. Fungsi ini berperan untuk emosi dan mood yang dirasakan, kritis menjernihkan pemahaman tentang informasi mengenai diri sendiri, mengenai stimulus yang sadar akan diri sendiri menengenai bersangkutan pikiran, perasaan dan evaluasi diri, 2) Fungsi adaptasi dan pembelajaran mengenal dan memilah-milah perasaan, (adaptation and learning), yang memahami apa yang dirasakan, dan mendalilkan bahwa keterlibatan mengetahui penyebabnya. sadar diperlukan untuk menangani Berdasarkan dari pengertian informasi dengan sukses tentang kesadaran diri dari para ahli, maka 3) Fungsi prioritisasi (priotizing) dan dapat ditarik kesimpulan yang dimaksud fungsi akses di mana kesadaran diperluka untuk mengakses Murray, Teori Pemilihan Jabatan Holland, besarnya jumlah informasi yang Teori Perkembangan Karir dan tersedia di tingkat ketidaksadaran Perkembangan Hidup, Teori Pemilihan 4) Fungsi rekrutmen dan kontrol Jabatan atau Karir Anne Roe, Teori (recruitment and control) di mana Perkembangan Karir oleh Ginzberg, dan kesadaran memiliki system-sistem Teori Konseling Traits and Factors motorik untuk menjalankan tindakan- (Dharsana, 2010). Berdasarkan teori-teori tindakan sadar. tersebut, peneliti menggunakan Teori 5) Fungsi pengambilan keputusan Konseling Gestalt. (decision-making) dan fungsi Teori Gestalt merupakan salah eksekutuf, yang berperan membawa satu dalam teori konseling yang dipelopori informasi dan sumber daya keluar oleh Frederick Perls. Namun pada dari ketidaksadaran untuk perkembangannya, ada beberapa tokoh membantu pengambilan keputusan ternama seperti Koffka, Kohler, dan dan penerapan kendali. Wertheimer yang memberikan sumbangan 6) Fungsi deteksi dan penyuntingan mengenai Teori Gestalt. Terapi Gestalt kekeliruan (error detection and merupakan bentuk terapi perpaduan editing), yang berfokus pada antara eksistensial-humanistik dan kesadaran yang memasuki system fenomenologi, sehingga memfokuskan diri norma kita (yang berada di tataran SDGD SHQJDODPDQ NOLHQ ³KHUH DQG QRZ´ NHWLGDNVDGDUDQVHKLQJJDNLWD³NLWD´ dan memadukannya dengan bagian- yang sadar) dapat mengetahui saat bagian kepribadian yang terpecah di masa kita membuat suatu kekeliruan lalu (Lumongga, 2011:159). Pendekatan 7) Fungsi monitor-diri (selft monitoring, ini mengajarkan pada konselor dan konseli monitor-diri dalam bentuk refleksi metode fenomenologi, yaitu bagaimana diri, percakapan internal, dan individu memahami, merasakan, dan imagery, membantu kita bertindak serta membedakannya dengan mengendalikan fungsi-fungsi sadar interprestasi terhadap suatu kejadian dan dan fungsi-fungsi tidak-sadar dalam pengalaman masa lalu (Komalasari dan diri kita Wahyuni, 2011:285). Corey (2003:118) 8) Fungsi pegorganisasian dan berpendapat bahwa teori gestalt adalah fleksibilitas (organization and bentuk terapi eksistensial yang berpijak flexibility), fungsi ini memungkinkan pada premis bahwa individu-individu harus kita mengandalkan fungsi-fungsi menemukan jalan hidupnya sendiri dan otomatis dalam situasi-situasi yang menerima tanggung jawab pribadi jika telah dapat diprediksi, namun mereka berharap mencapai kematangan. sekaligus memungkinkan kita Gestalt memandang manusia memasuki sumber-sumber daya secara postif yang memiliki kemampuan pengetahuan yang terspesialisasi untuk memikul tanggung jawab pribadi dalam situasi-situasi tidak terduga. dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi Terdapat dua puluh dua teori yang terpadu. Adapun yang menjadi konseling, yaitu teori Teori Konseling penekanan terhadap perluasan Psikoanalitik, Teori Konseling Self Adler, kesadaran, penerimaan tanggung jawab Teori Konseling Kelompok Psikodinamika pribadi, dan kesatuan pribadi (Lumongga, dalam teori asumsi, Teori Konseling Yang 2011:160). Manusia adalah individu yang Berpusat Pada Pribadi, Teori Koseling dapat mengatasi sendiri permasalahannya Gestalt, Teori Konseling Analisis dalam hidup, terutama bila mereka Traksaksional, Teory Reality Counselling, menggunakan kesadaran akan Teori Motivasi Manusia, Logo Konseling, pengalaman yang sedang dialami dan Konseling Kognitif, Konseling Tingkah dunia sekitarnya (Komalasari dan Laku, Teori Konseling Behavioral, Teori Wahyuni, 2011:289). Corey (2010:118) Konseling Kognitif Sosial, Teori Rasional juga berpendapat bahwa dalam terapi Emotive Behavioral Counseling, Teori Gestalt, berfokus pada pemulihan Konsepsi, Teori Eklecticism, Personologi kesadaran serta pada pemaduan
no reviews yet
Please Login to review.