165x Filetype PDF File size 0.22 MB Source: eprints.unm.ac.id
JURNAL PENERAPAN TEKNIK STRESS INOCULATION TRAINING (SIT) UNTUK MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA SISWA DI DEPAN UMUM DI SMA NEGERI 6 LUWU UTARA TRIUTAMI KS 1644040006 JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2020 PENERAPAN TEKNIK STRESS INOCULATION TRAINING (SIT) UNTUK MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA SISWA DI DEPAN UMUM DI SMA NEGERI 6 LUWU UTARA Penulis : Triutami KS Pembimbing I : Dr. Abdullah Pandang, M.Pd Pembimbing II : Suciani Latif, S.Pd., M.Pd Email Penulis : triutamiks19@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat kecemasan berbicara siswa di depan umum sebelum dan setelah diberikan Teknik Stress Inoculation Training di SMA Negeri 6 Luwu Utara, (2) Gambaran pelaksanaan Teknik Stress Inoculation Training untuk mengurangi kecemasan berbicara siswa di depan umum di SMA Negeri 6 Luwu Utara, dan (3) Penerapan Teknik Stress Inoculation Training dapat mengurangi kecemasan berbicara siswa di depan umum di SMA Negeri 6 Luwu Utara. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian ekperimen dengan model true eksperimental design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 6 Luwu Utara, tahun ajaran 2019/2020 yang teridentifikasi mengalami kecemasan berbicara di depan umum yaitu sebanyak 45 siswa IPA dan IPS. Sampel penelitian sebanyak 10 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 5 orang kelompok eksperimen dan 5 orang kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu skala kecemasan berbicara dan observasi. Analisis data hasil penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata kecemasan berbicara di depan umum kelompok eksperimen sebelum diberikan teknik Stress Inoculation Training yaitu sebesar 122,2 yang berada pada kategori tinggi, sedangkan skor rata-rata setelah diberikan teknik Stress Inoculation Training sebesar 57,00 berada pada ketegori sangat rendah yang berarti kecemasan berbicara siswa di depan umum mengalami penurunan. Hasil pengujian hipotesis diperoleh t = 21.072 dan nilai sig. (2-tailed) = 0,000 ≤ α 0,05 yang berarti H 0 ditolak dan H diterima, dengan demikian ada perbedaan signifikan kecemasan 1 berbicara siswa di depan umum pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kata Kunci: Stress Inoculation Training, kecemasan berbicara ii I PENDAHULUAN siswa tentang kecemasan yang Seiring dengan perkembangan mereka alami ketika berbicara di zaman dan kemajuan ilmu depan umum menunjukkan bahwa pengetahuan, siswa dituntut untuk mayoritas siswa tersebut merasa mampu berbicara di depan umum, cemas karena faktor pola pikir yang seperti berbicara di depan kelas, negatif atau takut salah (40%), tidak bertanya kepada guru, suka berbicara di depan umum mempresentasikan tugas, maupun (50%), dan takut berbeda pendapat dalam melakukan diskusi kelompok, dengan orang lain (10%). itu semua merupakan bentuk Kecemasan berbicara adalah komunikasi yang dilakukan siswa di sebuah keadaan yang wajar saja sekolah yang menuntut siswa untuk terjadi, bahkan dikatakan sebagai berbicara di depan umum. Namun, bagian dari pengalaman berbicara pada kenyataannya banyak siswa didepan publik. Namun ketika merasa kesulitan bahkan sampai kecemasan memiliki pengaruh yang mengalami kecemasan berbicara signifikan terhadap performa karena siswa kurang terampil seseorang dan disaat itu baru menjadi berbicara di depan umum. masalah. Dan berdasarkan penelitian Menurut Osborne (2004) yang dilakukan oleh Khairunisa perasaan cemas ini muncul karena (2019) kecemasan membuat siswa takut secara fisik terhadap pendengar, selalu berpikir negatif akan yaitu takut di tertawakan orang, takut kemampuannya sendiri, kurangnya bahwa dirinya akan menjadi tingkat kepercayaan diri siswa, siswa tontonan orang, takut bahwa apa takut di tertawakan oleh teman- yang akan dikemukakan mungkin temannya, kurangnya keterlibatan tidak pantas untuk dikemukakan, dan dalam proses pembelajaran di kelas rasa takut bahwa mungkin dirinya dan kurangnya pergaulan. Hal ini akan membosankan. akan ditandai dengan adanya reaksi Penelitian yang dilakukan fisik dan psikologis. Kecemasan oleh Prakoso (2014) terhadap 30 berbicara dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah kurangnya 1 rasa percaya diri siswa, gagal 20 item pernyataan, dengan standar mengembangkan keterampilan untuk penilaian yang dapat dikategorikan berkomunikasi dengan baik, mengalami kecemasan berbicara jika ketakutan akan kesalahan, perasaan berada pada skor 11 keatas, ketidakmampuan dalam berbicara di sedangkan siswa dibawah skor 10 depan umum. tidak mengalami kecemasan Berdasarkan dari studi berbicara. Adapun hasil dari pendahuluan dengan melakukan penyebaran angket terdapat 125 wawancara pada hari senin tanggal 7 siswa yang berpartisipasi dalam juni 2020 dengan guru BK di SMA pengisian angket, dari hasil pengisian Negeri 6 Luwu Utara terdapat siswa tersebut sebanyak 45 siswa yang di kelas XI yang mengalami mengalami Kecemasan berbicara kecemasan berbicara di depan umum, karena memiliki skor 11 keatas. hal tersebut di tandai dengan ciri-ciri Kecemasan tersebut disebabkan gugup, suara bergetar, berkeringat, karena pikiran negatif siswa seperti gelisah, sering menunduk dan tegang khawatir ditertawai ketika berbicara ketika diminta untuk berbicara di di depan umum, takut apabila depan kelas. pendapat yang disampaikan salah, Peneliti juga membuat angket takut mendengar komentar siswa lain, kecemasan berbicara berupa angket merasa tegang ketika berbicara di tertutup yang dilandaskan dari ciri- depan orang banyak dan siswa yang ciri kecemasan berbicara menurut merasa kurang percaya diri. Nevid, dkk (2005) yang membagi Adapun dampak kecemasan tiga ciri kecemasan yaitu ciri fisik, berbicara yang dialami siswa kelas behavioral dan kognitif, angket ini XI di SMA Negeri 6 Luwu Utara dibagikan kepada siswa secara online yaitu menghambat siswa untuk dalam bentuk google form kepada mengemukakan pendapat, siswa siswa kelas XI untuk memperkuat merasa tidak mampu ketika diminta bukti dari hasil wawancara yang telah untuk menjelaskan di depan kelas, dilakukan sebelumnya. Angket takut untuk bertanya kepada guru, Kecemasan berbicara yang berjumlah sehingga membuat siswa kurang 2
no reviews yet
Please Login to review.